"Tude itu apa???" Tanyaku heran, karena ini adalah pertama kali saya mendengar nama itu.
"Tude itu semacam kerang-kerangan yang hidup di sungai dan sekarang jumlahnya lagi banyak-banyaknya." Papar seorang teman tentang Tude itu.
"Ohh.... semacam Remis yang dilaut itu ya??"
"Nah bentuknya tidak jauh seperti itu."
Hasil searching di Google, bahasa umumnya Tude ini dikenal dengan nama Kerang Etok (curbiculacea). Tude atau Kerang Etok umumnya dijumpai di kawasan sungai air tawar yakni pada dasar
sungai atau terusan. Ia bisa juga hidup dikawasan muara sungai yang berdekatan dengan delta atau laut, namun kerang ini lebih banyak hidup di sungai yang berdekatan dengan sawah. Kerang ini memiliki dua warna, hitam dan kuning, kerang yang berwarna hitam biasanya hidup di sungai berlumpur, sedangkan yang berwarna kuning hidup di sungai berpasir (Sumber Wikipedia)
Selain enak, ternyata kerang ini sangat bagus untuk dikonsumsi, karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan bagus untuk tubuh. Tude ini banyak dijual di Pasar Seketeng (nama Pasar di Sumbawa) dan harga Tude yang masih mentah lumayan mahal sekitar Rp.3.000 untuk satu sing (takaran satu mangkok kecil dalam Bahasa Sumbawa), kalau membeli hanya satu atau beberapa sing saja, dipastikan tidak akan cukup, bahkan untuk makan saya sendiri.
Saya merasa beruntung saat ini, karena seorang teman di Adventurous Sumbawa mengajak saya dan teman-teman AS untuk mencari Tude di sungai dekat rumahnya, di Ai Nunuk. Ai Nunuk itu adalah nama sebuah desa yang terletak di Kecamatan Moyo Hilir, hanya 30 menit dari pusat kota Sumbawa. Kata si empunya yang punya desa, Tude di sungai Ai Nunuk jumlahnya berlimpah ruah, sekuat-kuat kita mencari, sebanyak itu pula hasil yang kita dapatkan. Rasa penasaran saya tentang pengalaman apa yang saya dapatkan nanti ketika mencari Tude membuat saya rela izin untuk pulang lebih awal sama Bos di kantor, hihi, judulnya itu 'Demi Tude apapun rela kulakukan' ^_^
tiba di lokasi |