Di sini kita melihat seorang suami yang suatu hari mengadu untuk bercerai dengan istrinya. “aku sudah tak mencintainya lagi” kata sang suami. Justru karena kau tak mencintainya maka kau harus mencintainya lagi, maka cintailah dia. Karena cinta adalah kata kerja. Lakukanlah kerja jiwa dan raga untuk mencintainya. Karena cinta yang ku maksudkan agar kau temukan cinta yang kau maksudkan. Karena cinta adalah kata kerja.
Mencintai Allah, mencintai RasulNya, mencintai jihad di jalannya. Ia melampaui perasaan suka atau tidak suka. Mungkin ia sulit. Atau kalah jika dibandingkan dengan kecendrungan hati untuk mencitai Ayah, saudara, isteri, simpanan kekayaan, perniagaan, dan jabatan. Tetapi mungkin dan masuk akal untuk digapai. Karena ‘bukan’ perasaan cinta aang dituntut disini, melainkan ‘kerja cinta’.
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padaha ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.s. Al Baqarah:216)
Dalam jihad, cinta menjadi sederhana. Bukan karena kita suka melihat darah tumpah, bukan karena kita menyukai anyir peperangan. Perasaan kita boleh membencinya. Tapi cinta adalah sebuah kerja seperti yang terucap dalam bai’at para sahabat “kami siap untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan rajin maupun malas, baik suka maupun duka, dalam keadaan rela maupun terpaksa.” Inilah kerja untuk mencintai.
Karena kita beriman pada Allah, kita percaya pada ilmuNya, dan percaya pada kebaikan-kebaikan yang dijanjikan.
Di jalan cinta para pejuang, cinta adalah kata kerja. Biarlah perasaan hati menjadi makmun bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan amal shalih kita.
(Salim A. Fillah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^