Senin, 15 September 2014

Pulau Moyo, Mahal? Kata Siapa??



Dermaga Labuhan Aji Pulau Moyo


“Ada banyak kesalahpahaman di dunia ini terjadi karena ketidaktahuan kita tentang sesuatu. Oleh karena itu, kita diminta untuk pergi berkeliling, menjelajah ke setiap pelosok negeri agar kesalahpahaman itu tidak terus berlanjut.” (Tere Liye)

Selama ini saya mengira bahwa untuk ke Pulau Moyo kita perlu merogoh kocek yang lumayan dalam bahkan hingga membuat kantong bolong.  Selama ini saya mengira bahwa segala sesuatu yang sudah tereskpose dan menjadi mindset pariwisata akan mahal segala sesuatunya.  Apalagi ketika mendengar nama Lady Diana yang pernah kesana juga, semakin takut (karena mahal) dan tertanglah untuk kesana. Saya selama ini juga mengira akses kesana susah, terus ombaknya yang besar itu membahayakan kita yang menyeberang kesana. Teryata segala perkiraan itu terbantahkan, telak. Sabtu 13 September 2014, saya dan teman mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa pergi ke Pulau Moyo dalam rangka pembubaran panitia ospek. Dreams Come True, beib. Sudah lama memimpikan datang ke pulau moyo, tetapi selalu terhalang beberapa hal, terutamanya adalah tentang pikiran saya yang masih menganggap bahwa untuk ke Pulau Moyo itu mesti punya banyak uang. Sama sekali tidak, ketika sampai disana ada banyak ‘kejutan’ yang kita terima.
Nyebrang ke Pulau Moyo menggunakan kapal bodi milik nelayan yang lumayan besar dan muat untuk menampung 70 hingga 80 orang. Penyebrangan ke Moyo melalui beberapa rute, bisa melalui Mulut Kali (Boa Brang, sumbawa:red) di Kalibaru, Labuan Sumbawa, disana selalu tersedia kapal yang berangkat ke Moyo setiap harinya, jadi kalau mau menyebrang kapan pun kita mau, bisa mencari kapal di Kali Baru, Labuhan Sumbawa. Ongkosnya dari dari Rp. 30.000/orang hingga Rp. 40.000/ orang tergantung dari lobi-lobi dengan pemilik kapal, tetapi kalau mau menggunakan kapal gratis, (Info ini saya dapatkan dari Ibu-ibu warga yang tinggal di Labuan Aji, Pulau Moyo) bisa menyeberang di hari kamis, pada hari itu ada kapal warga yang datang dari Moyo ke Sumbawa untuk membeli keperluan sehari-harinya, dan kita bisa menumpang ke Moyo secara gratis. Bisa juga lewat Pantai Kencana, tetapi itu biasanya dilewati oleh pelancong dari luar daerah yang menggunakan jasa guiding pariwisata setempat, itu paket lengkap menjelajah ke semua spot di Pulau Moyo dan memang sih agak mahal budget-nya untuk traveller kayak kita ini, hehehe. Kemarin saya nyebrangnya lewat Pantai Goa, Sumbawa, jaraknya tidak terlalu jauh kok dengan pusat Kota Sumbawa, mencharter kapal nelayan dengan ongkos PP Rp.60.000/orang.
Penyebrangan dari Sumbawa ke Pulau Moyo memakan waktu kurang lebih 2 jam. Berangkatnya usahakan pada pagi hari, soalnya pada waktu pagi ombaknya relatif tenang, jika nyebrangnya agak siangan maka bersiaplah akan dihajar ombak disepanjang perjalanannya. Selama Penyebrangan kita dimanjakan dengan pemandangan yang indah, tebing-tebing karang dan pasir putih di pinggir pulaunya, di tengah laut ada gundukan karang putih keren namanya Takat Sagale, kata Bapak pemilik kapal, di gundukan karang itulah tempat spot dive yang sering dikunjungi para penyelam di Pulau Moyo. Tapi kalau mau diving disana mesti pagi-pagi, saat air surut, soalnya kalau air laut pasang, gundukan karangnya tidak kelihatan dan ombaknya juga besar, jadi sangat membahayakan bagi kapal yang akan kesana dan juga penyelamnya. Berangkat pukul 08.00 Wita, tiba di Labuhan Aji, Pulau Moyo pukul 10.00 Wita. Setelah beres-beres barang di kapal, langsung menuju Kantor Desa Labuhan Aji untuk meminta izin Petua desa setempat untuk mendirikan kemah dan menginap semalam disana. Warga disini baik hati dan sangat welcome terhadap orang-orang yang berkunjung ke kampungnya, jadi pas kita datang mereka antusias sekali menyambut kita. Buat teman-teman yang tidak mau ribet kemah, bisa juga nginap di homestay warga. Harganya juga terjangkau, kalau untuk bule asing, tarif menginapnya Rp.200.000/ kamar, lengkap dengan fasilitas makan 3 kali sehari dan laundry. Tetapi kata Bapak pemilik Homestay, khusus untuk orang Sumbawa atau orang Indonesia, bisa kok Rp.100.000/malam dan kalau ditawar lagi bisa juga turun harga sewanya tergantung lobi-lobinya, apalagi kalau mahasiswa yang datang harganya bisa dimurahkan sesuai isi kantong mahasiswa. Bapak ini baik hati, untuk orang Indonesia apalagi Sumbawa beliau tidak pernah mematok harga tinggi untuk sewa, bahkan ada yang menginap dan bayar dengan semampunya dia. Betapa bahagianya kalau semua orang seperti si Bapak,hehehe. 
Davi Homestay, Homestay milik si Bapak yang harganya terjangkau
Tidak usah khawatir juga akan susah mendapatkan makanan disini, ada banyak penjual makanan dan harganya murah, tidak jauh beda dengan harga di Sumbawa, seperti bakso semangkok harganya Rp.7000, gado-gado Rp. 6000, terus nasi campurnya harga Rp.7000, nasinya enak dan lauknya lumayan banyak. Harga makanannya tergolong murah dibandingkan dengan makanan di tempat pariwisata lain. Jadi kenapa mesti takut ke Pulau Moyo???
Mari makan :D
Untuk yang mau merasakan sensasi nge-camp, kemah dipinggir laut juga sangat menyenangkan, tapi mesti siap dengan lotion anti nyamuk ya, soalnya nyamuk di Moyo ganas-ganas. Untuk MCK dan kebutuhan air lainnya, bisa ke Balai Desa Labuhan Aji, disana ada WC yang bisa dipakai dan ada sumur (air tawar) yang bisa dipakai masak-masak dan bersih-bersih. Spesialnya itu, tidak seperti pantai lainnya, di sini air sumurnya tidak asin (payau) walaupun dekat dengan laut. Warga desanya baik-baik, jadi jangan takut untuk minta tolong ini-itu sama mereka, yang penting dari awal datang kita minta izin dan bertingkah sopan. Oh ya, warga Pulau Moyo berasal dari beragam daerah di NTB, ada Lombok, Bima, Sumbawa dan ada juga dari Bugis Makasar, jadi kalau kesini jangan kaget mendengar keragaman bahasa yang digunakan masyarakat.
Setelah beres-beres dan makan, kita lanjut untuk trackking ke Air Terjun Mata Jitu, yang sangat fenomenal itu, tim My Trip My Adventure Vicky Nitinegoro saja sudah pernah kesana. Sebenarnya bisa kok menggunakan motor untuk ke air terjun itu, tetapi ongkosnya lumayan mahal Rp.100.000/motor, dan juga jumlah kita yang lumayan banyak jadi tidak memungkinkan untuk naik motor, jadi kita nge-trackking saja. Lumayan 7,5 km, naik turun tanjakan, panas-panasan dan kena debu,hehehe. Jalan santai ala kita-kita, 2 jam sampai ke Air Terjun Mata Jitu. Yang unik dari air terjun Mata Jitu ini adalah airnya yang sangat bening, bahkan kayu-kayu dan lumut yang berada di dasar sungai terlihat jelas, hijau menenangkan mata. Jam 2 siang kita kembali ke Desa. Jalan lagi dengan matahari tepat di muka, puanas. Keesokan harinya perjalanan lanjut lagi ke Air Terjun Diwu Mbai, jaraknya sekitar 2,5 Km dari desa Labuhan Aji, tidak terlalu jauh, menempuh waktu 30 menit untuk sampai kesana. Diwu Mbai dalam bahasa Bima artinya Kolam Buaya, konon katanya dulu pernah ada buaya yang tinggal di sini, tetapi tenang saja, sekarang buayanyasudah tidak ada jadi aman untuk bisa bermain air. Untuk yang suka petualangan yang menantang, bisa untuk mencoba terjun dengan menggunakan tali yang diikatkan di pohon, merasakan sensasi ala tarzan,hehehe. Atau bisa saja dengan terjun dari atas pohon. Anak-anak kecil disini berani semua, mereka tidak takut untuk naik ke pohon bahkan ke dahan yang paling tinggi untuk terjun ke sungai.
Air Terjun Mata Jitu
Air Terjun Diwu Mbai
Waktu sehari semalam memang tidak cukup untuk menikmati semua keindahan Pulau Moyo, hanya bisa ke dua air terjun, padahal Pulau Moyo lengkap petualangannya, ada banyak lokasi diving dan snorkling yang oke, terus pantai-pantai pasir putihnya dan karan-karangnya yang menawan, dan sunsetnya yang keren. Wow mesti balik lagi kesini nanti :D
Okeeee what the next journey???
Sumbawa, i love youuuuu :D

16 komentar:

  1. Lulu.....liburan semesterx riyan...pengen ahhh...k ema ksna.....hmmmmm...g tau deh mau bilang apa saking pengenx...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya boleh kak.,...
      saya juga libur itu...
      nginap beberapa hari disana :D

      Hapus
  2. Balasan
    1. mariii kak ke Sumbawa...
      kita travelling sepuasnya,, :D
      *bahagia bisa mupengin kak fitri :p

      Hapus
  3. aahh udh lama pengeen ke sna dek tp kpaaan y ??? :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayoo kak kesana...
      kalo liburan recomended sekali buat kesana...
      :D
      *dijamin ga mau pulang :D

      Hapus
  4. Artikel yang menggugah semangat para pejalan berkantong cekak. Saat ke sumbawa baru sempat ke kenawa. Semoga moyo bisa meracuni saya segera :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. :D
      ke moyo gak mahal kok, serius,, saya aja kaget kemarin pas pergi, orangnya ramah2 pula :D

      Hapus
  5. Kalo ke moyo hanya sehari, berangkat pagi, pulang sore, ada kapal kah untuk balik ke Sumbawa?

    BalasHapus
  6. Ada nomor telepon / kontak pemilik davi Homestay-nya??

    BalasHapus
  7. Planing waktu dekat mau mampir kemari

    BalasHapus
  8. Oke gw fix ke sini libur semester

    BalasHapus
  9. halo, mas atau mbak, boleh minta alamat fb atau ig nya? saya mau nanya-nanya soal travel ke Pulau Moyo. Makasihhhh:))

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^