Cerita Hujan di Akhir Oktober

Entah ada berapa banyak buku yang bercerita tentang hujan. Entah ada berapa banyak cerita yang terkisah karena hujan. Entahlah, aku tak tahu. Tetapi yang pasti, hujan adalah cerita yang tak terceritakan. Hujan dapat bercerita tentang apa yang tak dapat tersampaikan kata. Hujan dapat menggambarkan keceriaan yang meluap. Hujan dapat membuat air mata dan air jadi satu. Hujan pula yang dapat membuat tawa meledak tak terkira. 

Yah ini adalah cerita tentang hujan kali ini. Hujan di Mataram yang berbeda dari hujan sebelumnya, karena hujan itu aku bisa melihat banyak senyum mengembang di sana, senyum yang suatu saat akan begitu aku rindukan, senyum yang mengembang indah di bawah derai hujan.  

Rain in front of my room, hujan yang nantinya akan selalu aku rindukan...

Hujan di kostku

setelah hujan mereda

Jika kau ingin melihat kapan orang dewasa itu berubah menjadi kekanak-kanakkan secara drastis maka lihatlah kelakuannya di bawah hujan. Keceriaan masa kecil yang terulang kembali saat ini... Tidak peduli keciprak airnya yang kotor, tidak peduli berdingin-dingin bisa membuat sakit, yang penting bahagia dan bersenang-senang semuanya akan woles saja....
Aku tidak ikut berhujan ria, cukup jadi tukang potonya anak-anak alay saja... ^_^

Kesalahan penglihatan bukan terletak pada mata atau jaringan, tetapi ini murni anak-anak kuliahan yang mencoba menjadi anak TK ^_^

Masa kecil terulang kembali ^_^

biar kedinginan tapi tetap eksis

Bersenang-senanglah 

Karena hari ini yang akan kita rindukan 

Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan 

Bersenang-senanglah 

Karena waktu ini yang akan kita banggakan di hari tua (Sheila on 7)