Ketika masih menjadi mahasiswa pertanyaan yang saya tidak suka sekaligus menjadi pelecut saya adalah ketika orang bertanya "Kapan wisuda, Lu???", saya sih suka jawab dengan simple
"Kalau toga itu sudah dikepala, ketika ada S.Pd dibelakang nama saya, dan ketika saya sudah upload foto wisuda saya,hehee. Nah waktu itu dah saya wisuda."
Sekarang saya sudah wisuda pertanyaan berganti "Sudah wisuda dan dapat ijazah, terus kapan Ijab sah-nya, Lulu???" Jangan tanya kapan ijab sah dulu dah, tanya dulu ada yang lamar tidak?? Terus tanya sudah ada yang nyatakan cinta ke rumah dengan rombongan keluarganya belum???
Saya sering disindir keluarga dan teman-teman, mungkin kamu terlalu pemilih dan selektif mencari makanya sampai umur sekarang (im still 22 lho, -_-) masih belum ada calon. Hahaha, mau memilih bagaimana, wong yang dipilih saja tidak ada. Masalah selektif sih iya, karena ini menyangkut orang yang akan bersama kita seumur hidup kita, ini bukan seperti membeli baju di toko yang kalau jelek bisa beli lagi, atau tidak seperti mencicipi kue, kalau tidak enak bisa tidak coba yang lain lagi. Tidak. Semuanya serba sakral dan hati-hati. Kita bisa bedakan antara selektif dan pemilih, selektif lebih kepada berhati-hati dalam menentukan, sedangkan pemilih adalah sudah ada yang dipilih tetapi mencari yang lebih dan lebih baik lagi. Saya kategori yang selektif. Tidak saya pungkiri memang banyak yang datang, tetapi jika hanya bermain-main saja, saya akan menolak, hati ini bukan untuk dipermainkan. Kalau memang mau serius dengan perempuan itu, bisa kan nyatakan cinta di depan Bapaknya?? Lamar dengan baik-baik, pacaran itu hanya wasting time dan membuka peluang untuk melakukan yang tidak-tidak. Saya sering nasehati ketiga adik laki-laki saya dengan kata-kata ini.
"Kalian itu mesti hati-hati dengan hatinya perempuan, mereka itu lemah perasaan, kalau mau untuk main-main saja lebih baik jangan sekali-sekali untuk datang mendekat. Kalau kalian suka melakukan itu, ingat karma itu, mungkin tidak jatuh ke kalian tapi ke kakak perempuan kalian ini, atau bisa jadi ke anak-anak perempuan kalian nanti. Sakit hati perempuan itu dalam, dek."
Masalah wisuda, mungkin saya bisa bekerja keras untuk segera menyelesaikannya, masalah bisnis saya, saya bisa bekerja keras agar bisnis saya berjalan lancar, masalah projek saya ingin membuat buku, saya bisa untuk terus menulis dan terus berkarya dengan itu, masalah semua hal yang diperlukan dengan kerja keras, saya bisa mengusahakan cepat, tetapi perkara jodoh, itu bukanlah hal yang bisa dicapai dengan kerja keras, ada tangan Allah yang menentukan kapan dan siapa, ada hati yang menunggu kesiapan, jika memang sudah waktunya maka pada saat itulah bertemu. Seperti Adam dan Hawa yang terpisah lama di bumi, ketika waktunya tiba, mereka bertemu juga.
Bagi teman yang suka bertanya "kapan", serius, ini bukanlah pertanyaan yang bisa dijawab dengan rumus pasti matematika. Jika ingin melihat kami yang jomblo-jomblo ini segera duduk manis dipelaminan, yah di doakan saja. Pertanyaan "Kapan" itu terkadang suka membuat frustasi, apalagi melihat teman-teman yang sudah menikah, foto bersama keluarga kecilnya dengan bayi yang lucu di tengah. Sekali lagi, jodoh, rezeki, maut, itu urusan Allah. Kita manusia hanya bisa berusaha untuk terus upgrade capacity agar bertemu dengan jodoh yang baik-baik juga.
hahahahahahahaha.... pertanyaan itu punya level, dia bakal terus naik dan nggak akan berhenti.. yakin deh setelah dikau nanti nikah, pertanyaannya berubah menjadi "kapan ne punya momongan?" setelah punya satu bakalan ditanya "kapan ne rencana kasi adek buat si kakak?"
BalasHapushahahahhaha....
Hapusiya itu,bener sekali kakak....
pertanyaan berjenjang yang kagak ada habis2nya..
*btw kagak ada yang nanya kapan meninggal????
ehhehe.. infonya sih kertas buku nikah habis hahaha...
BalasHapusmenghadiri terus, kapan dihadiri.....
iya memang kertas buku nikah habis....
Hapuskemarin temen ada yang nikah, tapi kata orang KUA-nya buku nikahnya nyusul...
wah wah,,,
denger-denger kalo mau ijab sah juga harus pakai ijasah pendidikan terakhir
BalasHapusijazah kek jadi strata level dimasyarakat,,
Hapussemakin tinggi tingkatan ijazahnya maka semakin tinggi pula kriteria calonnya..
:D
*makasih sudah berkunjung...
hmm hmm cuman mampir....no komen :D
BalasHapusqiqiqiqq....
Hapuskenapa bang??
udah kayak desy ratnasari aja, no komen :D
kalo jodoh gak kemana :)
BalasHapusyup bener itu :D
HapusIya, beginilah fase hidup lulu..
BalasHapusInsya Allah, Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasang
Mumpung belum menikah
Mumpung belum ada yang mengikat,
Mempung masih bebas
Berprestasi lah..
Nah, Kecuali kalau sudah ada yang mengkhitbah
Dan pemudanya punya aqidah yg baik
Segerakanlah, hehe..
iya mbak, bener itu...
Hapusmari berlomba2 untuk berprestasi,,
*nah masalahnya yang khitbah ini tak ada,hehehe
*waiting pangeran berkuda putih :D
suka..suka denga ntulisan ini.. (lantaran nyentil2 soal nikah sih mbak ^_^ )
BalasHapussaya tunggu lho loncing udangannya...
hehehe....
Hapusdoain aja :)
Semoga cepet dapet jodoh yang pas yang mbak.
BalasHapuslangsung deh ijab nya. .:)
amin. .hahahaha.