Ini kali ketiga saya kesini, pertama ketika masih duduk di bangku SMA, kedua beberapa bulan yang lalu, dan yang terakhir ketika libur lebaran kemarin. Review tentang pantai ini sudah saya kulas beberapa bulan yang lalu, dan bisa dibaca
di sini. Jalan-jalannya masih dengan keluarga, masih belum dapat izin keliling Sumbawa dengan teman-teman -_-. Tapi tak apalah yang penting bisa refreshing otak dari segala kesibukan kerja yang menguras otak.
Tempatnya boleh jadi sama, tetapi momennya itu yang tak sama.Walau kesini beberapa kali, selalu saja ada momen baru yang didapatkan. Bayangkan saja siang-siang panas, menunggu dipinggir pantai tak berpohon demi memotret Pak Nelayangyang baru pulang melaut. Keluarga asyik makan-makan, saya asyik dengan aktivitas foto-foto saya. Momen seperti ini mesti diabadikan melalui mata kamera ^_^.
|
Yang ditunggu pun datang, yuk mari
|
|
Gak lama setelah perahu merapat, pembeli langsung berhamburan |
Tidak sedikit masyarakat yang rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan ikan segar dengan harga murah dari nelayan. Ikan-ikan yang ada di Sumbawa tergolong dalam kategori baik atau dengan kata lain sehat, soalnya perairan Sumbawa masih bersih alami, tanpa limbah pabrik atau yang lainnya. Jadi ikannya pun dalam kondisi yang bagus. Berharap kondisi ini selamanya begitu, beberapa puluh tahun kemudian #SaveOurEarth
|
Pak Nelayan |
|
Pak Nelayan |
|
Pak Nelayan |
Kalau saya bisa namakan, ini yang disebut dengan pejuang pemenuhan protein demi kesehatan masyarakat, hihihi panjang beudtz ya. Bayangkan saja kalau Bapak-bapak ini tidak ada, maka jangan harap bisa makan ikan yang kaya protein itu. Perjuangan mereka bertaruh nyawa.Siang terik dengan sembilan mataharinya Sumbawa yang terkenal panas luar biasa tak mereka hiraukan demi mendapatkan ikan dan sesuap nasi untuk makan besok. Perjuangan yang luar biasa, Pak.
|
Ikan Mengkawal |
|
Ikan hasil tangkapan nelayan |
Kalau di Sumbawa ini namanya ikan mengkawal. Ikan ini biasanya dikeringkan setelah direndam dengan asam dan garam. Ikan yang dikeringkan itulah yang biasa kami sebut dengan "Jangan Bage", atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan "Ikan Asam". Dinamakan seperti itu karena ikannya dikeringkan setelah direndam dengan asam. Rata-rata masyarakat Sumbawa suka mengkonsumsi ikan ini, rasanya memang khas dan selalu sukses membuat nafsu makan bertambah. Jangan Bage, sayur asam dan ditambah lagi dengan cocolan sambel terasi ala Sumbawa memang nikmat dimakan siang-siang terik begini. Nasi tak terasa satu panci habis ^_^.
|
Kepitingnya mau selfie dulu |
Selalu ketemu kepiting setiap kesini. Ini kepiting hasil tangkapan nelayan, sayangnya kepitingnya gak banyak, hanya beberapa saja. Kalau banyak bisa dijadikan lauk yang mantap dirumah,hehe
|
Hihihi ^_^ |
Foto itu tidak hanya sekedar mengambil gambar, lalu memilih mana yang bagus dan membuang mana yang kurang bagus. Foto itu bercerita tentang banyak hal, banyak hal yang tak dikatakan bisa dibaca melalui foto. Bagi saya momen sekecil apapun mesti terabadikan mata lensa, karena nanti itulah yang menjadi jembatan pengingat kita ke masa itu.
Yuk sharing cerita seru kalian juga ^_^
Fotonya cerah banget...
BalasHapusiya, fotonya juga pas siang2 terik....
Hapus