Dari kemarin sepulang dari Kenawa, hati ini tak sabar sekali ingin memposting kisah perjalanan kesana. Tapi kok ya begini jadinya, ketika mau mengetik, selalu saja kehabisan kata-kata, lalu delete semua tulisan yang sudah diketik -_-, mungkin ini yang namanya efek keindahan yang membuat tak bisa berkata apa-apa, hingga menulis pun jadi tak bisa ^_^, hehehe.
Jum'at tanggal 17 Oktober kemarin saya dan beberapa teman masa SMA, berencana untuk mengadakan kemah bersama, awal mula tujuan yang kami pilih adalah Pulau Moyo, secara saya sudah pernah kesana, jadi seluk beluknya saya sudah tahu. Tetapi malam harinya sebelum keberangkatan, Ibu Bapak tiba-tiba tidak memberikan izin kesana, dengan alasan ombaknya sekarang lagi besar. Iis dan Putry (teman masa SMA saya) juga tidak diberikan izin orang tuanya, akhirnya kita merencanakan ulang agenda kita, dan terlintaslah nama Pulau Kenawa, sebuah pulau kecil yang terletak di barat Sumbawa. Yang ada di dalam otak kita saat itu, terserahlah mau kemana yang penting kita bisa liburan bersama. Setelah Kenawa kita ingin ke Pulau Bungin, pulau terpadat dunia.
Jum'at pagi pukul 07.30 kita langsung berangkat, memakan waktu yang cukup lama, sekitar 2 jam untuk sampai Poto Tano (tempat penyebrangan ke Pulau Kenawa), itu pun dengan kecepatan yang luar biasa, berhubung kita mau menikmati perjalanan, kita pun sepakat untuk tidak kebut-kebutan, walaupun dua orang yang membawa motor adalah laki-laki yang sangat tidak bisa jika tidak memacu motor dengan kecepatan tinggi. Kita pergi berlima, saya, Putry, Iis, Kak Adit (kakaknya Putry) dan Ginty (teman SMA). Mesti bawa cadangan laki-laki, sapa tau nanti dijalan motor kenapa-napa, kan ribet kalau tidak ada yang ngerti motor, hehehe.
Jam 09.00 kita sampai Alas, sarapan sebentar, dan lanjut lagi ke Poto Tano. Sampai Poto Tano jam 10.00. Sampai sana kita bingung mau kemana, dan mesti menghubungi siapa untuk penyebrangan ke Kenawa, karena kita semua masih awam info tentang pulau itu, modal nekat saja kita pergi. Sampai plang yang berbunyi, ada Bapak-bapak yang teriak dan memanggil kita. Bapak itu menawari kita untuk penyebrangan ke Kenawa. Tahu aja si Bapak kalau kita lagi bingung.
|
Gapura selamat datang |
|
Kak adit yang sabar ya, hehehe |
Tanpa menunggu waktu, motor langsung kita parkir ke rumah si Bapak. Si Bapak banyak bercerita tentang Kenawa, dan beliau menyarankan kita untuk menginap saja. Tapi bagaimana mau menginap, tidak ada tenda, tak ada alat masak, makanan pun kita tak bawa, hanya camilan kecil saja. Untunglah, si Bapak baik hati, beliau menawari kami untuk peminjaman alat masak, seperti panci, piring, gelas, ember, dll. Diskusi sebentar, dan kita pun fix untuk menginap, walaupun dengan peralatan yang amat sederhana. Tapi namanya juga kemah, ya mesti survival. Kak Adit juga bawa pancing, jadi kita bisa memancing ikan disana. Beli mie instan, kopi, autan, air minum 2 galon, dan snack-snack kecil lainnya sebagai persiapan kita.
Pukul 11.00 kita langsung menyebrang ke Pulau Kenawa, waktu penyebrangan hanya sekitar 15 menit, jarak antara pelabuhan penyebrangan dengan pulau tidak begitu jauh, jadi tidak memakan waktu yang lama untuk menyebrang.
Barang-barang yang kami bawa walaupun dengan persiapan yang sangat minim ternyata banyak juga, bagaimana kalau persiapannya matang, saya khawatir kapal akan penuh dengan barang-barang yang kami bawa, hehehe. Di Poto Tano ini juga ada pelabuhan penyebrangan kapal Ferry untuk ke Pulau Lombok, jadi di sekitar laut menuju ke Kenawa kita akan melihat banyak kapal Ferry yang sedang bersandar.
|
Menuju Kenawa |