Minggu, 21 Juli 2013

Kacang Satu Karung dan Indonesia

Choi Kang Chi










Sudah pernah ada yang menonton drama korea yang berjudul "Go Family Book" belum??? Drama itu tentang gomiho (dalam legenda korea adalah srigala berekor sembilan) yang ingin menjadi manusia. Saya tidak akan bercerita tentang sinopsis drama itu, karena ini bukan blog buat sinopsis,hehehe. Ada satu bagian dari cerita dalam drama itu yang saya suka. Choi Kang Chi yang diperankan oleh Lee Seung Gi, ditantang oleh gurunya menghitung jumlah kacang yang ada dalam karung. Gurunya meminta untuk menghitung kacang itu dengan tujuan melatih kesabaran dari Choi Kang Chi. Choi Kang Chi menerima tantangan itu. Setiap hari dengan telaten dia menghitung kacang itu. Hingga pada suatu saat dia sudah merasa bahwa jawabannya benar. Choi Kang Chi datang menghadap gurunya. (NB: jumlah kacangnya saya lupa berapa, maklum ingatan saya agak error,hehehe)


"Guru aku sudah menghitung semuanya" Kata Choi Kang Chi dengan mantap.
"Jadi berapa jumlahnya???"
"Semuanya adalah 13.765 biji kacang"
"Salah"
Kang Chi heran, karena merasa jawabannya pasti benar. Dia sudah menghitungnya berkali-kali.
"Kalau begitu jumlahnya adalah 13.766 biji"
"Masih salah" Kata Gurunya.
Akhirnya Kang Chi menyerah dan membawa kembali kacang tersebut. Beberapa waktu kemudian, setelah begitu banyak peristiwa yang dia hadapi Kang Chi kembali lagi kepada Gurunya dan memberitahukan jawabannya yang telah di dapat.
"Guru aku telah mengetahui jawabannya"
"Jadi berapa??"
"Satu karung kacang"
"Kok bisa???" Gurunya menguji Kang Chi.
"Ya, berapapun jumlah kacangnya, ketika dimasukkan ke dalam karung. Maka kita tidak akan menghitung jumlah kacangnya, tetapi satu kesatuan. Jadi jawaban saya adalah satu karung kacang."

Dari kacang satu karung tersebut, pikiran saya jadi beralih ke Indonesia. Tidak peduli jumlah penduduk Indonesia berapa, berasal dari suku apa, kaya atau miskin, agamanya apa, kita tetap dalam satu kesatuan bangsa yaitu Indonesia. Tut Wuri Handayani. Berbeda beda tetapi tetap satu jua. Tidak peduli apakah dalam karung itu ada kacang yang jelek, ada yang bentuknya lebih besar, ada yang rusak, ada yang sangat bagus. Jika sudah masuk dalam karung maka jumlahnya satu karung.
Terkadang miris mendengar masih banyak peperangan antar suku hanya karena hal-hal sepele, masih banyak tawuran pelajar, masih banyak yang sukuisme berlebihan, masih banyak yang perang agama. Orang barat tertawa "Gampang sekali menghancurkan Indonesia, lempar saja isu agama dan suku, maka terjadilah perkelahian yang dahsyat". Sebatas itukah nasionalisme kita??? Nasionalisme tidak sekedar memberi semangat kepada timnas ketika pertandingan bola. Nasionalisme tidak sekedar bangga ketika ada anak bangsa yang berhasil mengharumkan nama bangsa. Nasionalisme tidak sekedar upaca bendera ketika hari senin. Nasionalisme tidak sekedar perayaan mewah tujuh belas agustus. Nasionalisme adalah Indonesia. Nasionalisme adalah satu kesatuan yang utuh dari bangsa.
Cinta Indonesia
Kita Pemuda, Kita Semangat, Kita Satu, Kita Indonesia...
Kalau bukan kita, siapa lagi??
Kalau bukan sekarang, kapan lagi??
^_^)p

4 komentar:

  1. Gooodddd... tulisan yang keren.. like this! Indonesia banget! nasionalisme sedang bangkit ya Lu! Dramanya boleh Korea, tapi reviewnya Indonesia!

    BalasHapus
    Balasan
    1. biar kata saya suka korea tapi tetep nasionalisme never ending,....
      garuda di dadaku...
      hehehe
      ^_^

      Hapus
    2. bagus! kapan-kapan sy juga pengen serabi santan.. apa se bedanya trus dikau ngotot bilang ini nggak sama ama serabi pasar biasa... '.'?

      Hapus
    3. nonton ulang drama ini sambil makan serabi gimana lu? kayaknya keren hehehe :)

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^