Selasa, 05 November 2013

Gas Ijo dan Uang 20 Ribu


Gas Ijo dan uang 20 ribu
Ini adalah perenungan ke sekian kali saya tentang hidup, bahwa memang hidup itu tidak gampang. Hidup ini hanyalah aktivitas menunggu kematian. Maka sewajarnya hidup ini digunakan untuk hal yang bermanfaat. Karena tidak ada lagi akhir dari hidup ini, selain mati.
Prolog saya terkesan tidak nyambung dengan apa yang akan saya ceritakan kali ini, tetapi masih berhubungan dengan hidup dan perjuangan itu. Mungkin bagi orang yang serba berkecukupan, uang sepuluh ribu, atau dua puluh ribu itu tidak ada artinya, serasa cukup untuk bayar di WC Umum. Tetapi bagi orang hidupnya jauh di bawah kata berkecukupan, uang sebesar itu sangat berarti. Saya jadi teringat drama korea yang berjudul "The Moon That Embraces The Sun", ketika sang raja bertanya kepada seorang anak, seberapa berharganya dia jika dibandingkan uang 10 keping atau 100 keping. Anak itu menjawab 10 keping, sang raja langsung kaget, betapa rendahnya harga yang dimilikinya, tetapi dengan bijak sang anak berkata "Bagi orang miskin uang 10 keping ini sangat berharga, bahkan dibandingkan nyawanya sendiri, begitu pula dengan sang raja. Jadi, tetaplah arif sebagai raja itu". Sederhana bukan???
Sama juga seperti saya, saya kalau punya uang banyak, saya suka menghamburkan untuk hal-hal yang tidak penting, ketemu sama gelang atau pernak pernik lucu di toko accesoris langsung kalap beli, ada baju bagus dikit aja, langsung beli, makan enak di resto,dll. Padahal saya punya lho barang-barang itu di kost, nanti kalau sudah sampai di kostan dan lihat kembali barang-barang yang sudah dibeli, rasa menyesal itu datang, apalagi ketika melihat isi dompet yang sudah mulai menipis. Saat itulah kita baru menyadari kekalapan saya, nasi sudah menjadi bubur, tak ada gunanya menyesal di akhir, toh semuanya sudah terjadi. Saya baru merasakan betapa uang recehan seribu dua ribu sisa kembalian bekanja di warung itu begitu berharga ketika saya sudah tidak memiliki uang lagi. Saat itulah saya mulai bergerilya membuka-buka tas, mengorek-ngorek isi kantong untuk mencari yang terselip. Saat tidak ada seperti itu saya baru sadar, bahwa betapa berharganya uang itu. Hidup yang biasa "ada", tiba-tiba "tidak ada" itu rasanya sesuatu, maka sepatutnyalah kita bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. 
Akibat ketiadaan uang itu pula saya menjadi banyak merenung tentang hidup dan perjuangan yang sesungguhnya itu.
Akhir bulan Oktober 2013, ada pengalaman yang tak akan terlupakan sampai kapan pun dalam hidup saya. Ini juga yang nantinya saya ceritakan kepada anak-anak saya, Ibumu pernah lho nguli walau cuma sekali. Ibumu pernah nekat bantu-bantu jadi kuli karena gak ada uang.
Sama seperti anak kostan yang lain, akhir bulan selalu jadi masa paling menyesakkan dalam hidup, kiriman sudah menipis. Apalagi saya yang sudah mulai mandiri, gaji belum muncul.  Kantong kering itu lebih sesak daripada gak punya pasangan. Untuk pengiritan biaya hidup di Mataram, saya pergi ke rumah Bibi yang ada di Lombok Tengah, kalau di sana saya tidak akan susah semua serba ada, pakaian kotor dari Mataram saya angkut semua untuk di cuci pakai mesin cuci. Cuma tetap saja menyesakkan kalau lihat dompet isinya cuma 10 ribu, ongkos pulang ke Mataram nanti. Saya juga pengen ngemil beli snack, dll, malu dong minta di Bibi, udah wisuda juga, gengsi tingkat tinggi saya.hahahaha. Kebetulan, sebenarnya gak kebetulah juga karena saya yakin semua telah terskenario Allah, Bibi saya punya usaha dengan Paman sebagai penyuplai gas, dan sore itu pekerja Bibi saya yang biasa membantunya mengangkat gas tidak masuk. Gas-gas yang ada di dalam rumah mesti di angkut ke dalam mobil pick up untuk isi ulang, karena tidak ada orang yang membantu, Bibi saya mengangkat gas itu sendirian ke dalam mobil pick up. Gak enak hati melihat Bibi bekerja sendirian, yasudah saya inisiatif membantu. Ada 300 tong gas yang harus di angkat ke mobil pick up dan dibawa ke truk pengantar gas yang telah berisi. Bayangkan saya berat dan lelahnya???
"Lu, bantu Ci' ya, nanti deh dikasi 20 ribu."
Yaelah, saya niatnya hanya membantu bukan untuk di bayar, tapi gak apa-apa sebagai tambahan uang di dompet. Semangat 45 yang menggebu-gebu, tong gas itu terangkut semua di pick up. Tidak gampang dan sangat melelahkan, sangat. Keringat saya bercucuran penuh membasahi baju. Tetapi bagi saya itu adalah pengalaman yan berharga dan tak akan terlupakan. Mengangkat tong gas satu persatu, mengelap kening yang penuh peluh, kemudian tersenyum bahagia ketika uang 20 ribu itu ada di tangan. Memang hanya 20 ribu, tetapi rasanya seperti uang yang begitu besar, sangat besar. Saya yang terbiasa meminta uang di Ibu Bapak, tiba-tiba bekerja keras untuk 20 ribu, itu rasanya sesuatu sekali. 
Ternyata begini lho perjuangan mereka selama ini, berat sekali. Saya baru sekali nguli seperti ini, apalagi mereka yang setiap hari harus membanting tulang untuk makan. Pantaskah kita untuk tidak bersyukur??? Hal apa yang Allah belum berikan kepada kita??? Kita hanya perlu berkaca kepada orang lain yang jauh di bawah kita untuk melihat bahwa kita harus banyak-banyak bersyukur. 
Ini adalah gambar yang di ambil Maya secara diam2. dia mengancam akan menyebarkannya di FB. Ini pose yang sangat tidak mengenakkan tong itu lumayan berat lho... >_<

Gas kosong yang sudah ditaro di pick up diturunkan lagi dan diisi lagi dengan gas yang berisi
Tidak pantas bagi saya untuk mengeluh. Saya baru sekali merasakan nguli itu, bagaimana dengan mereka yang setiap hari harus nguli. Bukan setiap hari malah, bahkan sepanjang hidupnya mereka harus nguli dan melakukan pekerjaan berat seperti ini. Jika kau yang masih manja dan selalu merengek kepada orang tua, mari ubahlah perilaku itu, karena tak selamanya kita akan berada pada posisi yang serba ada, ada saatnya roda itu berada di bawah, ketika di bawah kita bisa mengendalikan diri, ketika di atas kita juga bisa memposisikan diri sebagaimana mestinya, tidak usah berlebih, sederhana saja, toh semua yang kita miliki tak akan dibawa ke akhirat. 
Saya berterimakasih atas pengalaman berharga ini, Allah membuka lebar-lebar mata saya, bahwa hidup itu perlu bersyukur. 
^_^
Bukan promo lho -_-"
Dapat uang langsung beli minuman dingin, gak sampe 5 detik sudah habis tersedot semua. Haus karena lelah itu begitu nikmat, lelah terbayarkan dengan segelas minuman dingin....

2 komentar:

  1. 20 ribu itu banyak dek, sebulan bisa 600rb. hampir mendekati UMP NTB tuh,,, hahahhaha

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^