Rabu, 03 Desember 2014

Petualangan Menakjubkan di Liang Dewa



Dalam Liang Dewa Foto by Bang Yudi Rusdian


Blind Trip
“Minggu ini kita ada agenda susur gua, yang bertempat di Labangka, kak.” Kata Subhan kepada saya malam itu.  Ini akan menjadi petualangan menegangkan, mengingat ini adalah yang pertama bagi saya. Yang pertama untuk menikmati petualangan susur gua, dan yang pertama ikut dalam trip kawan-kawan di Adventurous Sumbawa. Saya tidak punya ekspektasi apapun tentang perjalanan kali ini, yang ada dalam bayangan saya hanyalah, saya bisa bertemu dan berpetualang dengan kawan-kawan AS yang selama ini lebih banyak saya kenal melalui dunia maya a.k.a facebook, sebaik-baik teman dunia maya, alangkah lebih baik jika bertemu di dunia nyata, bukan??? Info tentang Liang Dewa pun saya tidak begitu tahu, baik dari segi sejarahnya atau tentang bentuk dari gua tersebut. Lets get lost, lest go-lah, sambil menirukan gaya Ruben Onsu, hehehe.
Bertemu Kawan-kawan AS untuk yang Pertama
Perasaan malu-malu kucing jelas sekali melanda perasaan saya pada pagi itu. Suasana baru dan orang-orang baru, membuat saya mati gaya, seakan di paksa beberapa saat untuk menjadi salah tingkah, tidak tahu mau berbuat apa. Ingin rasanya menyapa dan say “Ini Bang Takwa, ya??? Ini Bang Farhan, ya??? Salam kenal bang, saya Lulu.” Kata-kata itu ada di ujung lidah, tak bisa terucap dan hanya senyum yang canggung. Saya pemalu dalam hal ini, jujur.  Saya yakin kawan-kawan yang lain juga mengalami kebekuan yang sama dengan saya, hanya membutuhkan seorang perantara untuk membuat suasana dingin menjadi cair seketika. Keramahan langsung mendekap saya ketika Mbak Ely salah satu kawan AS tersenyum dan mengajak saya bersalaman. Detik selanjutnya berjalan seperti biasanya, normal, hanya membutuhkan waktu untuk kita saling mengenal satu sama lain. Perjalanan ini akan membawa kita pada titik itu, tidak perlu perkenalan yang formal, hanya perlu mengamati dalam bingkai masing-masing.
Menuju Labangka
Sesuatu yang indah tidak bisa didapatkan dengan mudah, semua butuh perjuangan, pun begitu dengan perjalanan kali ini. Perjalanan ke Labangka membutuhkan waktu sekitar dua setengah jam dengan kecepatan yang biasa-biasa, kita bukan pembalap ulung yang mesti berpacu dengan waktu, jadinya jalan mesti santai saja, walaupun badan terasa pegal sebelum memulai petualangan yang sesungguhnya. Jika lelah, ya istirahat.
Sampai di Plampang sekitar pukul 11.00 Wita, istirahat sebentar di Kantor Camat Plampang, kemudian melanjutkan perjalanan ke Labangka. Ada banyak canda tawa yang terjadi antar anggota, dan itu sangat bermanfaat bagi saya yang notabene anggota baru untuk bisa berbaur bersama teman-teman yang lain. Saya sangat suka keramahan teman-teman AS, mereka tidak segan untuk menegur saya dan mengajak berbicara, kesan  canggung dan malu-malu kucing itu hilang seiring dengan meledaknya tawa kita.
Labangka, ini kali kedua saya kemari setelah beberapa bulan yang lalu bernarsis ria di pasir bermericanya yang eksotis. Kesan yang sama seperti pertama kali saya kemari masih saya dapatkan, jalan menuju ke pantai dan goanya masih jelek berbatu membuat kita mesti ekstra hati-hati dalam mengendarai motor. Daerah ini belum dilirik oleh pemerintah setempat sebagai objek pariwisata yang potensial, pantai di Labangka padahal tidak jauh berbeda dengan pantai yang ada di Kuta Lombok, pasir bermerica yang khas, dan ombak yang besar, seperti ciri khas pantai selatan lainnya. Ditambah lagi dengan keberadaan Liang Dewa yang merupakan salah satu gua bersejarah yang ada disini.
Pertempuran Hati
Bang Takwa, Kapten Adventurous Sumbawa, memberikan pengarahan kepada kami sebelum memasuki gua, beliau memberitahukan perlengkapan apa saja yang harus kita bawa, tata cara ketika masuk ke dalam goa, dan banyak hal lainnya yang mesti kita lakukan dan tidak boleh kita lakukan ketika berada di dalam goa. 
Mendengarkan pengarahan dari sang kapten, Foto by Bang Yudi Rusdian
Sekilas goa ini terlihat seperti tanah datar yang biasa . Yang terlihat hanyalah tanah kosong, dengan karang-karang mati diatasnya, tapi siapa yang sangka jika di dalamnya terdapat ruangan besar dengan sungai nan indah. Goa Liang Dewa ini sangat unik, tidak seperti goa pada umumnya dengan mulut goa yang menganga besar, tetapi goa ini sekilas terlihat seperti sarang ular dengan jalan masuk yang sangat kecil. Saya pun ketika sampai lokasi saya langsung mencari-cari dimana lokasi goanya, karena yang ada di dalam bayangan saya adalah saya akan melihat mulut goa yang besar seperti goa yang sering saya lihat di acara petualangan di TV, tetapi ini yang terlihat hanya tanah datar kosong.
“Kita masuk ke dalam lubang itu ya???” Tanya saya kepada salah satu teman AS. Dia mengangguk, iya. Serius kita akan masuk kesana?? Saya mulai ragu, apakah saya akan masuk atau tidak, tapi sudah sejauh ini kalau tidak masuk ke dalam goanya, perjalanan saya yang jauh akan menjadi sia-sia. Saya juga sangat takut dengan kegelapan, bukannya takut yang phobia, tetapi pikiran saya suka mendadak mistis jika berada dalam ruangan gelap, hal aneh sedikit saja saya sudah mengartikan itu dengan mistis yang berlebihan. Saya juga tidak membawa senter, sandal gunung yang saya gunakan juga hanya sandal gunung standar yang saya khawatirkan tidak bisa melawan licin jalannya di dalam goa itu. Berbagai perasaan ragu sebagai bentuk penolakan hati saya untuk berani masuk ke dalam goa itu, di sisi lain saya juga tertantang untuk masuk kesana, kapan lagi kalau bukan sekarang??? Ah ini dilema antara iya dan tidak yang membuat saya galau tingkat tinggi. Teman-teman yang lain sudah siap dengan perlengkapannya, sedangkan saya masih bertempur dengan hati, apakah akan masuk atau tidak.
“Sebelum masuk ke goa  mari kita berdoa, semoga kita selalu dilindungi oleh Allah Swt, berdoa mulai!!!” Bang Takwa mengajak kami semua berdoa, kepala ditundukkan, kami mulai berdoa memohon perlindungan kepada Sang Pemilik dunia ini. Ini waktunya untuk melihat kebesaran Allah itu, bukankah perjalanan itu akan berujung pada melihat kekuasaan Allah??? Mantapkan hati, aku pun memberanikan diri ikut masuk ke dalam goa.
Liang Dewa, Gua Para Pertapa

Jalan masuk Liang Dewa
Dalam bahasa Sumbawa, liang artinya lubang atau goa, jika diartikan bebas jadi Liang Dewa adalah goa dewa.  Goa ini juga penuh dengan cerita-cerita mistis, konon katanya di goa ini pulalah banyak orang yang bertapa di dalamnya, mencari sesuatu yang jauh dari nalar kita manusia pada umumnya. Goa ini jarang dimasuki oleh orang, atau dengan kata lain goa ini belum dijadikan sebagai objek pariwisata, jadinya sebelum kami semua masuk ada beberapa teman dengan warga setempat yang menjadi guide kita yang masuk terlebih dahulu ke dalam goa untuk mengecek keamanannya, dikhawatirkan di dalam ada ular atau hewan-hewan lainnya yang membahayakan kita nantinya. Setelah dirasa aman, maka kami boleh menyusul masuk. Berpetualang boleh saja, tapi safety first, jangan sampai obsesi mengalahkan akal sehat kita. 
Besar lubangnya kurang lebih 1 meter yang membuat kita mesti ekstra hati2 kalau masuk kedalamnya, foto by bang Farhan
jalan masuk yang tak kurang dari 1 meter, foto by Bang Farhan
Baru sampai pada mulut goa, kita sudah disajikan dengan petualangan yang menakjubkan. Jalurnya menurun dan penuh dengan karang berlumut licin, dengan aliran air dibawahnya membuat kita ekstra hati-hati dalam berjalan di dalamnya. Kita mesti berpegangan satu sama lain, hal ini untuk memudahkan ketika berjalan, atau terpeleset karena licinnya medan yang kita lalui. Saran, ketika masuk kedalam goa, jangan membawa barang-barang yang memberatkan, karena itu bisa menjadi beban dalam perjalanan, menggunakan jaket pun tidak disarankan, karena itu akan membuat kita cepat berkeringat dan kepanasan. Dalam susur goa kali ini, saya banyak belajar ilmu-ilmu baru yang sebelumnya tidak saya dapatkan dalam perjalanan saya. Dan lain kali saya mesti mempersiapkan segala persiapannya dengan matang, seperti head lamp, sepatu, sarung tangan, dan persiapan mendukung lainnya.
jalan masuk yang sempit, foto by bang Yudistira
Jalan yang kita lewati adalah jalan dengan karang-karang  besar yang dibawahnya ada aliran air, terpeleset sedikit saja tanpa pegangan yang mantap kita bisa langsung terjerembab ke dalam aliran sungai itu. Itulah hal yang paling saya takutkan, makanya mesti kuat berpegangan dan saling membantu satu sama lain agar tidak terjatuh. Disinilah letak kerjasama, tolong menolong dan kebersamaan itu diuji. Beruntung kita semua bisa memasuki goa dengan lancar, tanpa adanya insiden kecelakaan atau apapun. 
Lampu yang tiba-tiba masuk menyinari goa kontan membuat kelelawar yang sedang asyik dengan tidurnya bertebangan tak tentu arah. Bau kotoran kelelawar langsung menyergap hidung. Baunya benar-benar menyengat. Ini pengalaman pertama saya melihat kelelawar dengan mata kepala sendiri. Yang membuat saya bergidik ngeri itu adalah ketika melihat sekumpulan anak kelelawar yang menempel di atap goa, jumlahnya ratusan membuat badan langsung merinding geli, seperti anak tikus yang menempel, kecil dan kenyal-kenyal. 
 
aku bukan bathman lho, qiqiqiqi
anak kelelawar yang bikin geli
anak kelelawar, foto by Bang Yudis
Di dalam goa itu ada satu ruangan besar dengan atap yang dipenuhi oleh sarang kelelawar, tidak jauh dari ruangan besar itu ada kolam air payau (air laut yang masuk ke dalam goa) yang bisa dijadikan sebagai tempat berendam. Airnya bening seperti kristal yang memancarkan warna kehijauan alami yang menggoda untuk langsung berendam ke dalamnya. Teman-teman melihat kolam air itu langsung kalap dan masuk kedalamnya, menyegarkan tubuh yang gerah karena perjalanan ke dalam goa tadi. Saya memilih untuk memegang kamera sambil mengabadikan tingkah teman-teman saja, saya takut baju basah yang saya gunakan nanti bisa menghambat perjalanan saya keluar goa nanti. 
Liang Dewa, foto by Bang Yudi Rusdian
aliran air yang membentuk sungai kecil yang terdapat di dalam goa
Narsis mode on, hehehe
Subhanallah, Maha Besar Allah yang telah menciptakan alam yang menakjubkan seperti ini. Benar-benar tidak ada yang menyangka jika diatas tanah datar kosong ini menyimpan keajaiban alam seperti ini.  Memang benar kata seoarang teman, jika ingin mencari pantai-pantai indah nan eksotis, maka Lombok bisa menjadi pilihan tepat, tapi kalau mau mencari petualangan yang luar biasa, Sumbawa menjadi pilihan paling tepat. Sumbawa penuh dengan sejarah dan petualangan hebatnya.
Keluar Goa
Semakin dalam memasuki goa semakin sedikit juga oksigen yang kita dapatkan, jadi kita tidak bisa berlama-lama didalamnya. Kurang lebih satu jam kita berada dalam goa, dan ini saatnya untuk keluar. Seperti pesan Bang Takwa, apapun kejadian yang kita alami kita tidak boleh panik, apalagi berteriak histeris, dikhawatirkan ketika berteriak bisa mengganggu hewan yang tinggal didalamnya, karena dianggap menganggu kenyamanan mereka. Pengalaman Bang Takwa yang lumayan banyak dalam susur gua menjadi ilmu baru bagi kami yang awam ini. Saat keluar goa kita sempat bingung dengan jalan keluarnya, tak ada cahaya matahari yang masuk membuat ruangan gelap gulita total dan tidak ada penanda arah jalan keluar, membuat kita panik seketika, tetapi Bang Takwa menginstruksikan agar tetap tenang. Pikiran mistis saya yang lumayan paranoid menganggap bahwa jalan keluar goa telah ditutup oleh makhluk gaib, padahal tidak, jalan menurun ketika masuk goa tadi membuat kita sedikit bingung, tetapi Alhamdulillah Bang Takwa menemukan jalan keluarnya dengan segera yang membuat kita bernafas lega dan kembali melanjutkan perjalanan keluar goa.
Perjalanan kali ini membuat saya lebih dekat dan mengenal kawan-kawan AS yang baru saya temui beberapa jam, dan lebih dari itu perjalanan ini membuka mata saya tentang kebesaran Allah yang nyata. Terimakasih atas takdir indah-Mu yang mengizinkan aku tinggal di daerah nan menakjubkan ini, Sumbawa.

12 komentar:

  1. Aaaaarrrggghhh,,,sayang bnget saya gk bisa ikutan ngebolang.. ;(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, coba ikhsan ikut pasti tambah seru lagi....
      :D
      yuk minggu ini kita trip lagi, tapi ga ke liang dewa... :D

      Hapus
    2. Kalo ada saya pasti tambah heboh mba,,wkwkwk. :D
      Kmna nih trip kita minggu ini??

      Hapus
    3. hahahaha, ayo ikhsan ikut minggu ini.. kita mau ke air terjun pernek :D

      Hapus
    4. Udah bosan kesana,,hehe..
      Tpi boleh juga. :D

      Hapus
  2. Dulu sekali pernah susur goa, dan tulisan ini membawa keinginan untuk seperti itu lagi. Paling wow itu kalau sudah mematikan senter di dalam goa lalu mengheningkan cipta. Suhanallah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ta mbak??? saya baru pertama kali susur gua dan itu rasanya amzing, pengen lagi dan lagi :D

      Hapus
  3. klo k em k sumbawa lagi,,,kudu dan harus lulu temenin ke gua ni..mupeng..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo sama saya berdua, saya ga berani kak, mesti sama orang2 yang super berani nih yang bisa temenin kita kesini....
      :D
      tapi tenang, ntar kita hubungi temen2, sapatau ada yang mau ngeguide kita :D

      Hapus
  4. waah, keren. banyak kelelawarnya... jadi pengen susr gua, tapi di mana, sama siapa? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. dimana sama siapanya ayoo dong ke SUmbawa, disini banyak goa yang bisa dieksplore :D

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^