Habis nonton tayangan infotaintment tentang seorang artis yang lagi memamerkan kebaya terbarunya..
"Ini rancangan langsung dari tante Anne Avanti, murah lho harganya cuma 80 juta". Mengatakan 80 juta seolah uang yang seharga 800ribu. Standart. Saya tidak bisa menyalahkan sikapnya karena memang dalam dunia industri uang sebesar itu tidak ada harganya, apalagi untuk membeli baju yang sekali pakai selesai.
Saya juga tidak bisa menyalahkan sikap orang yang rela menghabiskan uang puluhan juta hanya untuk tas brand ternama, padahal tas di bawah satu juta juga banyak. Keren-keren, bagus, dan juga awet. Mungkin saja dengan mengenakan tas semahal itu semua orang langsung tertunduk hormat padanya. Mungkin.
Saya juga tidak bisa menyalahkan orang yang rela menghabiskan uang ratusan juta, demi gaun rancangan designer ternama. Mungkin saja gaun itu langsung membuatnya terlihat cantik, atau mungkin saja gaun itu membuat kulitnya yang hitam menjadi tampak putih bercahaya.
Saya tidak bisa menyalahkan orang yang rela menghabiskan uang jutaan demi semangkok sup yang katanya dibuat langsung oleh chef ternama negeri ini. Mungkin saja dengan memakannya, bisa langsung terhindar dari segala macam penyakit. Mungkin saja kan.
Saya juga tidak bisa menyalahkan orang yang rela menghabiskan uang jutaan rupiah untuk membeli tiket konser dan duduk di bagian VVIP, sedangkan untuk membeli tiket seminar pendidikan seharga 100ribu susahnya minta ampun.
Saya juga tidak bisa menyalahkan orang-orang yang berebut membeli gadget keluaran terbaru yang harganya jutaan rupiah setiap bulannya, padahal gadget sebelumnya masih bagus dan layak pakai.
Saya juga tidak bisa menyalahkan remaja-remaja yang gemar mengkoleksi DVD-DVD musik korea band kesukaannya, hingga uang jajannya habis untuk itu sedangkan untuk membeli buku pelajaran saya tidak mampu dan memilih fotocopy di teman.
Saya tidak punya hak untuk menyalahkan dan melarang.
Sekali lagi saya tidak melarang banyak yang melakukan itu, karena ini semua tentang prestice. Entahlah, mungkin prestice lebih penting dari makan 4 sehat lima sempurna. Mungkin lebih penting dari otak yang pintar. Mungkin tanpa prestice orang-orang tidak bisa hidup. Mungkin...
Saya tidak menyalahkan semuanya, hanya saja marilah kita sedikit saja berfikir realistis. Di bawah langit ada bumi yang luas. Sedangkan di atas langit, akan tetap ada langit, kemudian langit, dan langit selanjutnya., langit tiada akhir. Banyak orang yang hanya untuk makan sebungkus nasi saja mesti banting tulang mencari uang seharian, sedangkan kita tinggal makan susahnya minta ampun, padahal makanan sudah tersedia di meja makan. Banyak orang yang demi mengenakan baju bagus mesti menabung berbulan-bulan dan bekerja keras untuk itu, sedangkan kita jika bajunya tidak bermerk dan mahal kita malas mengenakannya. Banyak orang yang demi bisa bersekolah yang layak, mesti rela kerja paruh waktu tanpa istirahat, sedangkan kita yang tugasnya hanya belajar saja malasnya tidak ketulungan.
Marilah kita lebih banyak melihat bumi, karena di atas langit akan tetap ada langit. Jangan terlalu sering mendongak, karena bisa jadi kita akan tersungkur karena tidak melihat kerikil kecil di bawah.
Bahagia itu sederhana, cukup mensyukuri apa yang Allah anugrahi kepada kita. Itu lebih dari cukup.
^_^
Sumber Google |
mhm.. lebih membuni Lu.. melangit boleh tapi kan ya... :)
BalasHapusmelangit mah boleh aj, tp liat jg bumi tempat berpijak....
Hapusterbang ketinggian, ntr jatuh sakit lg :)
ya kita tidak bia menyalahkan :D
BalasHapushanya menyayangkan....
yah,tidak bisa menyalahkan, selagi ada uang buat beli aja,hehe
Hapuskadang barang-barang mewah dianggap sebagai simbol prestis,
BalasHapustapi bagi saya tidak ada salahnya mensyukuri apa yg kita punya :)
mensyukuri apa yang ada memang hal yang paling membahagiakan...
Hapus:D