Senin, 14 Juli 2014

Lapak Ramadhan Kita

Saya terkadang susah untuk mengerti bagaimana saya, tetapi satu hal yang saya tahu bahwa saya mesti terus mencoba dan belajar hal-hal baru. Mencoba berfikir out of the box, mencoba berfikir beda dari biasanya, mencoba mengaktifkan otak kanan lebih dari biasanya. 
Entah kapan ini muncul, entah siapa yang berhasil merasuki diri saya hingga ke nadi-nadi terjauh darah saya, entah bagaimana cara dia berhasil mencuci otak saya hingga saya yang dulunya adalah orang yang paling gengsian, orang yang paling banyak malunya hingga berani melakukan hal ini. Sewaktu kuliah, jika ada program penambahan uang kas organisasi dengan wirausaha (baca:jualan) bisa dipasstikan saya akan menjadi orang pertama yang akan kabur, saya akan menjadi pemimpin garda yang akan melawan cara cari uang dengan jualan itu. Bukannya apa-apa, jujur saya paling tidak bisa merayu orang untuk mengatakan ya, untuk positif membeli apa yang saya dagangkan. Gengsi tingkat tinggi saya, apalagi kalau mereka menolak dagangan itu, bisa dipastikan muka saya langsung memerah dan mencari bak sampah untuk menyembunyikannya, malu atau lebih tepatnya gengsi. Dua tahun kuliah saya masih bertahan dengan kegengsian saya untuk wirausaha, saya masih tanpa malunya minta terus di Orang Tua, hingga suatu ketika ada sebuah seminar kewirausahan di Mataram yang saya ikuti. Seminar itu berhasil merubah pandangan saya, sebagai perempuan kita mesti belajar berwirausaha, belajar wirausaha dari hal-hal yang kita sukai. Oke fix, saya sangat menyukai kreasi-kreasi handmade seperti kreasi flanel dan sejenisnya. Saya membuat banyak kreasi yang lucu-lucu imut, usaha itu berjalan 2 bulan hingga akhirnya saya kelelahan karena ketja sendiri, dan tugas kuliah banyak. Kemudian pernah usaha catering mahasiswa, dan itupun berakhir naas dengan ruginya saya. Awal tahun 2014 lalu, saya menyumbangkan tenaga dan ide saya untuk membantu seorang kakak mengembangkan usahanya di bidang kuliner, nama warungnya "BombaSTEAK Waroeng". Alhamdulillah warung itu maju, dan dikenal banyak orang, tetapi lagi dan lagi saya tidak lama disana karena saya lulus test di Sumbawa dan harus pulang.

Kreasi Flanel saya
BombaSTEAK Waroeng
Sekarang disela-sela aktivitas mengurus anak-anak PPA PKH yang sekolah, saya coba iseng-iseng buat Lapak Ramadhan jual aneka ta'jil di depan kantor Disnakertrans Sumbawa. Bertiga dengan teman kita mulai usaha itu dengan modal seadanya. Materi bukan hal utama yang saya kejar, saya hanya ingin menjejal kemampuan wirausaha saya, ingin melatih mental saya, ingin belajar untuk tidak malu, toh seminar-seminar wirausaha yang menghabiskan biaya banyak itu hanya workshop yang menharuskan pesertanya jualan dijalan dan itu harus laku entah bagaimanapun caranya. Jadi tidak perlu ikut banyak seminar untuk menumbuh jiwa wirausaha itu, hanya action saja.
Setiap hari ngelapak berjalan dengan perasaan harap-harap cemas, apakah barang dagangan kita laku atau tidak. Kadang ada teman-teman SMA yang lewat depan lapak saya jualan, mereka hanya melihat seolah dengan pandangan "Haaah, kamu jauh-jauh kuliah ujung-ujungnya jualan juga kayak yang lain". Mungkin itu hanya perasaan saya saja, mungkin, tapi entahlah, disaat seperti ini perasaan sensitif itu memang gampang muncul. Tetapi saya paham bahwa, teman itu akan terseleksi, siapa yang akan bertahan bersama kita, menerima kita apa adanya, atau hanya datang ketika kita di atas.
Pernah suatu sore, di detik-detik menjelang berbuka puasa, dagangan itu masih seperti semula, tanpa pengurangan sedikit pun, harapan kita untuk berharap dagangan akan laku pupus sudah, tetapi Allah ternyata hanya menguji seberapa besar kesabaran kita, akhirnya di detik terakhir para pembeli berdatangan, dan habislah dagangan kita. Saya belajar bahwa, selagi ada waktu maka harapan itu akan tetap ada walaupun itu hanya beberapa detik terakhir.
Pernah juga suatu sore, belum waktunya berbuka, dagangan laku semua, ludes, habis tak bersisa. Senyum mengembang. Pernah juga di suatu sore, dagangan hanya laku beberapa saja, semangat melemah. Akhirnya saya belajar bahwa usaha itu gak gampang, penuh perjuangan, usaha itu tidak sebatas teori di seminar-seminar, tetapi perlu action, usaha itu melatih mental kita kuat seperti baja, bukan mental kerupuk.
Ganbatte Kudasai!!!!

Salad Buah, ta'jil yang kita jual
Narsis euy

2 komentar:

  1. Terus maju dik Lulu....wirausaha membutuhkan waktu..kesabaran dan konsistensi sampai kita berhasil..
    Itulah yang saya pelajari selama setahun bergelut di BombaSTEAK....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi....
      iyaaa kak semangat, kakak jg semangat dengan bombasteaknya :)

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^