Minggu, 20 Juli 2014

Tentang Kehilangan



Dia baru dua belas tahun. Duduk disamping Ibunya dengan tenangnya. Sesekali diusapnya air mata Ibunya yang berlinang. Dia duduk sambil memandangi Ayahnya yang kaku, dingin. Dia tegar, kuat, tanpa berlinang air mata. Bagiku itulah patokan kuat, ketika tidak berlinang airmata, dan meraung-raung ketika ditinggalkan. 

Orang-orang datang silih berganti. Sekali melihat Ayahnya yang kaku, sekali melihatnya yang tegar. Mereka menangis. Entah apakah arti tangisan itu. Aku benci suasana ini. Aku benci orang yang meraung ketika Allah mengambil milik yang dititipkan, aku juga benci dengan ketakutan diriku ketika aku dihadapkan dengan hal yang sama, aku takut tak bisa mengendalikan diriku, aku takut tak bisa tegar dan ikhlas menerima pengambilan milik-Nya itu. Aku ingin seperti tukang parkir yang selalu sadar bahwa motor itu bukan miliknya, sadar bahwa itu hanya titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil pemiliknya. Kenapa kita mesti merasa memiliki terhadap hal yang bukan milik kita?? 

Anak itu baru dua belas tahun. Dia anak laki-laki. Dia duduk disamping Ayahnya, memeluk Ibunya yang meraung-raung. Dia masih kecil, tetapi dia setegar itu. Orang-orang datang silih berganti, sesekali berbisik “kasian dia masih kecil”, kemudian air mata mereka mengalir. 

Meninggalkan atau ditinggalkan adalah dua pilihan yang tidak bisa dipilih. Perkara apakah kita yang akan meninggalkan mereka, atau mereka yang akan meninggalkan kita hanya Allah yang tahu. Waktu akan menjadi eksekutor paling tepat. Kapan, bagaimana dan dimana akan terjawab jika waktunya tiba.
Aku melihat anak dua belas tahun itu, membayangkan dia yang akan sendiri, bulir bening itu tak terasa jatuh.

NB:
Selamat jalan Ami Mat, semoga tenang disana, anak laki-lakimu kelak akan menjadi anak yang hebat sama sama sepertimu.
jangan bersedih, Allah bersama kita

2 komentar:

  1. tulisan tentang mati selalu ampuh mengingatkan diri tentang sejatinya hakekat hidup ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener....
      karena itu hidup yang kekal, dan pertanggungjawaban hidup di duni ini jg mesti kita terima di akhirat kelak...

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^