Senin, 26 September 2011

Di acara pernikahan

Ternyata acara pernikahan bisa dijadikan ajang untuk mencari jodoh. Faktanya adalah, kemarin kebetulan aku di undang diacara pernikahan temen yang notabene seorang aktivis juga. Aku tetap dengan style jepang ukhti yang aneh. Blazer+longdress+jilbab. Kalian tahu ternyata ada banyak aktivis yang berjenis kelamin wanita me-make over abis penampilannya. Mereka yang biasanya berkoar-koar dijalanan, panas2an, dan hampir tanpa bedak dikesehariannya. Mereka yang biasa menasehati saya untuk tidak berlebih2an. Ternyata mereka bisa juga berpenampilan seperti wanita sesungguhnya, dengan bedak, lipstik, parfum. Bagi saya itu adalah hal yang wajar. Kita wanita. Kalian tahu Wanita juga manusia. Kita ingin tampil beda, tampil cantik, dan menarik. Itu adalah hal yang manusiawi dan berprikewanitaan. Perlu ditanyakan mungkin kewanitaannya ketika mereka jauh dari hal2 yang seperti itu. Sekarang sudah banyak dari para aktivis yang menggunakan jilbab paris double dua (biar gak terawang, dan tetap syar’i). mereka juga sudah mulai menyentuh bedak, memperhatikan penampilan. Saya bahagia. Saya bahagia melihat saudari2 saya yang sudah mulai memperhatikan penampilan. Tidak seperti dulu banyak dari mereka, ke kampus dengan jaket organisasi, ransel, sepatu ket, gaya2 aktivis gitu. Kadang juga pergi acara2 seminar masih juga banyak yang menggunakan sendal jepit. Ketika ditanya “ukh, kenapa pakai sendal kan seminar formal”, hanya senyuman tipis yang saya dapatkan. Dalam hati saya berfikir, bagaimana mau dapat kader yang banyak kalo penampilan seperti itu. Penampilan memang buka yang utama, tetapi ketika bertemu dengan seseorang kesan pertama yang terlihat adalah penampilan. Ini bukan masalah zuhud atau tidak. Sepertinya konsep zuhud harus dipelajari ulang dalam pelajaran agama. Baju tidak perlu mahal, yang penting bersih, rapi dan tidak amburadul. Saya pernah melihat seorang saudari kekampus dengan penampilan seperti layaknya jemuran berjalan. Jilbab warna kuning, baju warna hijau, rok warna hitam, kemudian dengan ransel. Kalau dijepang itu tidak masalah karena disana anak mudanya lagi demam harajuku style, jadi semakin aneh penampilan semakin keren. Tapi ini Indonesia, semua mata memandang padamu jika kamu perpenampilan seperti itu.
Pernah seorang kakak yang memang sangat memperhatikan style berkata pada saya “Lu, sepertinya kita harus ada training berpenampilan yang baik deh, biar saudari2 kita niy tidak ngasal pakai kostum.” Ide bagus kata saya, tapi yakinlah akan ditolak mentah2. Tetapi saya yakin, pada masanya nanti pasti aka nada make over abis2an penampilan tu..
Hehehehe

(hanya sebuah kegundahan hati, jangan terlalu dibawa kehati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^