Banyak ilmu telah
diberikan kepada manusia untuk kemakmuran hidup kita. Salah satunya adalah ilmu
tentang air yang di anugrahkan kepada Prof. Dr. Massaru Emoto. Ia adalah ahli
terapi alternatif air dari Jepang, 63 tahun. Prof. Emoto mendapat hikmah dan kebijkasanaan
tentang air dari apa yang telah diusahakan dan ditekuninya sejak ia berumur 43
tahun.
Awal ketertarikannya
pada air adalah setelah kakinya disembuhkan dengan suatu jenisair yang diberi
energi penyembuh. Kemudian ia tergugah untuk meneliti rahasia atau misteri air.
Ada tiga pertanyan penting yang selalu menggoda pikirannya. Pertama, seberapa
seriusnyakah kita memperhatikan karakter
air ini. Kedua, seberapa besar mutu air dapat meningkatakan kualitas
dankehidupan kita. Ketiga, seberapa banyk pengethuan kita, kesadran manusia
dapat mengubah kualitas air.
Profesor Emoto
menenukan bukti berupa kristal air yang dibekukan dan difoto dengan
kecepatantinggi bahwa, bila kita ingin berterimakasih dan mngucvapkan kata-kat
yangbaik kepada air, kualitasnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, bila
kita mengabaikan dan menucapkan kata-kata yang tidak baik kepada air, maka
kualitas air akan mamburuk. Hasil penelitian Prof. Emoto tersebut kemudian
ditulis dalam dua buku fenomenal dan laris. Massages
from water(1999) dan the true power of water (2005)- kedua buku ini telah diterjemahkan
kedalam 24 bahasa, termasuk dalam bahasa indonesia.
Meskipun ia mengaku
bukan seorang yang religius yang taatmenjalankan ritual aagamanya, pesan moral
yang ada di dalam bukunya the true power of water manunjukkan kecerdasan
emosional dan spritual yang dimilikinya luar biasa. Ia menulis “di dunia yang
sempurna ini, tidak ada istilah kebetulan bahwa anada dan saya berangkat dalam
perjalanan ini. Kata-kata dan foto-foto yang anda lihat akanmembuka sebuah
dunia baru tentang segala kemungkinan bagi anda, seoerti penelitian yang telah
saya lakukan. Di buku ini anda akan mempelajari karakter air dan hal lain ynag
dapat mempengaruhi kesehatan dan kehidupan. Kita akan melihat pengaruh diri kita
masing-masing terhadap air, tidak hanya air yang kita minum, juga air yang
menyusun 70% tubuh kita, dan apa yang paling penting adalah apa yang terjadi
pada air atas interaksikita kepadanya. Tahun 2005 (22 februari) adalah awal
dekade tahun Air Dunia 2005-2014 PBB. Hal itu mejadi tanggung jawab setiap
orang untuk mempelajari air, sumber daya yang paling pentin di planet kita dan
untuk menolong perubahan kesadaran menuju pemikiran kita, menuju kata-kata dan
doa-doa kita, menuju kesepakatan kita untuk menghargai sesama dengan cinta dan
rasa syukur. Semoga pengetahuan kita terhadap air akan menolong dan membawa
kedamaian bagi seluruh kehidupan manusia.”
Prof. Emoto membuktikan
bahwa,pikiran, hati, doa, kata-kata positif penuh rasa syukur kepada Tuhan yang
kita lakukan setiap hari, secara langsung
akan mempengaruhi kualitas energi, struktur, dan formasi kristal air
yang ada didalam dan di luar tubuh kita. Dampaknya sangat besar bagi kuliatas
kesehatan serta energi kehiupan planet kita.
Demikian juga sebaliknya.
Air akan memberikan dampak buruk bagi kualitas kehidupan kita, apabila aura dan
energi dari pikiran, hati, doa dan kata-kata yang kita ucapkan bessifat
negatif. Sehingga kualitas energi, struktur, dan formasi kristal air aan
memburuk serta merusak kesehatan dan kehidupan lingkungan kita.
Bagi kita umat Islam,
membaca pernyataan singkat Prof. Emoto tentang air tersebut, seharusnya tidak
menangkap apa yang tersurat dan bersifaf fisika, kemudian menganggap penemuan
itu meniadakan eksistensi Tuhan. Sebaliknya dengan penemuan itu kita harus
semakin haqqul yakin akan makna
hakiki yang tersirat dalam air,konteks hakikat filsafat metafisikanya.
Bayangkan apa yang
terjadi pada 70% air yang menyusun dan membentuk tubuh kita, yang sedikitnya
dalam satu hari kita membacakan 17 kali surat Al-fatihah,Induk Al-Qur’an
(sebagai afirmasi, pengulangan doa, as-sab’ul
matsaany-tujuh ayat yang diulang-ulang) dalam 17 rakaat shalat wajib lima
waktu dalam 24 jam, yang tanpanya Shalat kita tidak sah? Apalagi kalau ditambah
17 rakaat shalat-shalat sunnah yang dianjurkan (nawafil). Padahal, Prof. Emoto hanya menempelkan atau
mengucapkan dua kata “cinta” dan “terimakasih”
dan ketika kedua tabung penelitian (cawan petri) berisi air dibekukan, energi
positif yang diserap oleh air dari kedua kata itu saja ketika difoto dengan
kecepatan tinggi menghasilkan bentuk pahatan kristal air yang sangat dan paling indah dibandingkan dengan
kata-kata yang baik seperti: “kebahagiaan, bagus sekali, lega, atau tenang.”
Hasilnya sebaliknya, ketika yang ditempelkan pada air adalah lawan dari
kata-kata tersebut.
Masya Allah! Pasti akan
lebih dahsyat lagi apabila pada cawan petri tadi diucapkan, dipaparkan,
ditempelkan asmaul husna, surat al
ikhlas, atau ayat kursi. Maka, nikmat dari Tuhan manakah yang engkau dustakan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^