Selasa, 27 September 2011

The power of water, Subhanallah...

Banyak ilmu telah diberikan kepada manusia untuk kemakmuran hidup kita. Salah satunya adalah ilmu tentang air yang di anugrahkan kepada Prof. Dr. Massaru Emoto. Ia adalah ahli terapi alternatif air dari Jepang, 63 tahun. Prof. Emoto mendapat hikmah dan kebijkasanaan tentang air dari apa yang telah diusahakan dan ditekuninya sejak ia berumur 43 tahun.
Awal ketertarikannya pada air adalah setelah kakinya disembuhkan dengan suatu jenisair yang diberi energi penyembuh. Kemudian ia tergugah untuk meneliti rahasia atau misteri air. Ada tiga pertanyan penting yang selalu menggoda pikirannya. Pertama, seberapa seriusnyakah kita memperhatikan karakter  air ini. Kedua, seberapa besar mutu air dapat meningkatakan kualitas dankehidupan kita. Ketiga, seberapa banyk pengethuan kita, kesadran manusia dapat mengubah kualitas air.
Profesor Emoto menenukan bukti berupa kristal air yang dibekukan dan difoto dengan kecepatantinggi bahwa, bila kita ingin berterimakasih dan mngucvapkan kata-kat yangbaik kepada air, kualitasnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, bila kita mengabaikan dan menucapkan kata-kata yang tidak baik kepada air, maka kualitas air akan mamburuk. Hasil penelitian Prof. Emoto tersebut kemudian ditulis dalam dua buku fenomenal dan laris. Massages from water(1999) dan the true power of water (2005)- kedua buku ini telah diterjemahkan kedalam 24 bahasa, termasuk dalam bahasa indonesia.
Meskipun ia mengaku bukan seorang yang religius yang taatmenjalankan ritual aagamanya, pesan moral yang ada di dalam bukunya the true power of water manunjukkan kecerdasan emosional dan spritual yang dimilikinya luar biasa. Ia menulis “di dunia yang sempurna ini, tidak ada istilah kebetulan bahwa anada dan saya berangkat dalam perjalanan ini. Kata-kata dan foto-foto yang anda lihat akanmembuka sebuah dunia baru tentang segala kemungkinan bagi anda, seoerti penelitian yang telah saya lakukan. Di buku ini anda akan mempelajari karakter air dan hal lain ynag dapat mempengaruhi kesehatan dan kehidupan. Kita akan melihat pengaruh diri kita masing-masing terhadap air, tidak hanya air yang kita minum, juga air yang menyusun 70% tubuh kita, dan apa yang paling penting adalah apa yang terjadi pada air atas interaksikita kepadanya. Tahun 2005 (22 februari) adalah awal dekade tahun Air Dunia 2005-2014 PBB. Hal itu mejadi tanggung jawab setiap orang untuk mempelajari air, sumber daya yang paling pentin di planet kita dan untuk menolong perubahan kesadaran menuju pemikiran kita, menuju kata-kata dan doa-doa kita, menuju kesepakatan kita untuk menghargai sesama dengan cinta dan rasa syukur. Semoga pengetahuan kita terhadap air akan menolong dan membawa kedamaian bagi seluruh kehidupan manusia.”
Prof. Emoto membuktikan bahwa,pikiran, hati, doa, kata-kata positif penuh rasa syukur kepada Tuhan yang kita lakukan setiap hari, secara langsung  akan mempengaruhi kualitas energi, struktur, dan formasi kristal air yang ada didalam dan di luar tubuh kita. Dampaknya sangat besar bagi kuliatas kesehatan serta energi kehiupan planet kita.
Demikian juga sebaliknya. Air akan memberikan dampak buruk bagi kualitas kehidupan kita, apabila aura dan energi dari pikiran, hati, doa dan kata-kata yang kita ucapkan bessifat negatif. Sehingga kualitas energi, struktur, dan formasi kristal air aan memburuk serta merusak kesehatan dan kehidupan lingkungan kita.
Bagi kita umat Islam, membaca pernyataan singkat Prof. Emoto tentang air tersebut, seharusnya tidak menangkap apa yang tersurat dan bersifaf fisika, kemudian menganggap penemuan itu meniadakan eksistensi Tuhan. Sebaliknya dengan penemuan itu kita harus semakin haqqul yakin akan makna hakiki yang tersirat dalam air,konteks hakikat filsafat metafisikanya.
Bayangkan apa yang terjadi pada 70% air yang menyusun dan membentuk tubuh kita, yang sedikitnya dalam satu hari kita membacakan 17 kali surat Al-fatihah,Induk Al-Qur’an (sebagai afirmasi, pengulangan doa, as-sab’ul matsaany-tujuh ayat yang diulang-ulang) dalam 17 rakaat shalat wajib lima waktu dalam 24 jam, yang tanpanya Shalat kita tidak sah? Apalagi kalau ditambah 17 rakaat shalat-shalat sunnah yang dianjurkan (nawafil). Padahal, Prof. Emoto hanya menempelkan atau mengucapkan  dua kata “cinta” dan “terimakasih” dan ketika kedua tabung penelitian (cawan petri) berisi air dibekukan, energi positif yang diserap oleh air dari kedua kata itu saja ketika difoto dengan kecepatan tinggi menghasilkan bentuk pahatan kristal air yang sangat  dan paling indah dibandingkan dengan kata-kata yang baik seperti: “kebahagiaan, bagus sekali, lega, atau tenang.” Hasilnya sebaliknya, ketika yang ditempelkan pada air adalah lawan dari kata-kata tersebut.
Masya Allah! Pasti akan lebih dahsyat lagi apabila pada cawan petri tadi diucapkan, dipaparkan, ditempelkan asmaul husna, surat al ikhlas, atau ayat kursi. Maka, nikmat dari Tuhan manakah yang engkau dustakan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^