Rabu, 18 September 2013

Pelantikan Gubernur NTB dan 1000 Kuliner Indonesia

Tanggal 17 September 2013 kemarin menjadi momen yang berharga bagi rakyat NTB. Gubernur yang terpilih melalui Pilkada tanggal 13 Mei 2013 yang lalu resmi dilantik. Gubernur terpilih adalah incumben yang kemarin juga menjabat sebagai Gubernur NTB yaitu Tuan Guru H. Zainul Majdi atau yang biasa kita panggil dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB). Tuan Guru dalam suku Sasak adalah orang yang sangat dihormati, alim ulama, sama seperti kyiai kalau di Pulau Jawa. Sedangkan Bajang artinya muda. Gubernur NTB sekarang ini memang masih muda, umurnya sekitar 30-an tahun dan juga berwajah ganteng,hehehe. Ini adalah kali kedua beliau terpilih sebagai Gubernur NTB. Semoga dengan kembali terpilihnya TGB bisa menjadikan NTB lebih baik dan maju, sesuai dengan jargonnya yaitu "Beriman dan Berdaya Saing".
Usai pelantikan kemarin, Pak TGB mengadakan tasyakuran dengan judul "1000 Kuliner Indonesia", semua masyarakat boleh memakannya secara gratis. Mendengar kata kuliner itu, saya langsung antusias untuk datang ke acara tersebut. Saya ingin tahu seperti apa makanan dari berbagai macam penjuru nusantara itu. Berdua dengan Kak Ade, kita langsung tancap gas ke Taman Sangkareang, tempat diadakannya tasyakuran tersebut. Sebenarnya saya lebih setuju jika judul acara tasyakurannya adalah 1000 Kuliner NTB, jadi sekalian promosi tentang masakan-masakan khas NTB. Apalagi sekarang jargon untuk pariwisatanya adalah Visit Lombok Sumbawa.
Taman Sangkareang
Gambar di atas adalah gambar air mancur di Taman Sangkareang. Acara tasyakurannya di adakan di lapangan umumnya yang terletak di belakang air mancur ini. Oh ya, kalau malam pemandangan di taman ini cantik lho. Air mancurnya berwarna warni, dan lampu-lampu taman yang temaram semakin membuat indah taman ini. Anak-anak muda Mataram suka nongkrong di taman ini.

Stand Kuliner
Stand-stand yang berjejer rapi. Ada banyak kuliner yang terhidang di sana. Ada soto ayam, gulai kambing, sate padang, sate bulayak, dll. Saya fikir benar-benar 1000 kuliner, hehehe tetapi ternyata tidak. Makanan khas Lombok ataupun NTB pun tidak banyak, yang paling khas itu hanya sate bulayak dan pelecing kangkungnya saja. Agak kecewa, karena saya memang mengharapkan ada banyak kuliner dan saya bisa menjepret semuanya dan menjadi rekomendasi kuliner nantinya ketika travelling keliling Indonesia (Amiin).
Sate Bulayak
Lontong/ bulayak
Sate Bulayak adalah sate khas Lombok. Sate ini terbuat dari daging ayam, usus ayam, hati ayam, dll, yang membedakannya dengan sate madura adalah bumbunya. Bumbu sate bulayak ini sangat khas dan ala lombok, pedas dan bersantan.  Lontong di atas itu digunakan sebagai pelengkap makan satenya, namanya bulayak. Tidak tahu juga kenapa dinamakan bulayak,hehe.
Saya datang ketika keadaan stand masih lengang, jadi saya bisa memotret dengan leluasa. Selang 30 menit kemudian mendadak stand menjadi ramai. Ada begitu banyak masyarakat yang datang untuk mencicipi kuliner-kuliner tersebut. Rata-rata mereka adalah masyarakat menengah ke bawah. Banyak juga yang berebutan untuk bisa kebagian makanan. Saya hanya bisa menonton segala tingkah mereka. Sempat mencoba untuk mengambil satu menu untuk dicicipi tetapi ternyata saya kalah dalam berdesak-desakkan dengan pengunjung yang lain. Inilah akibat dari gratisan, semua rela desak-desakkan.
Hikmah dari desak-desakkan tadi membuat saya sadar, oh jadi begini ya rasanya orang-orang yang mengantri demi mendapatkan makanan, uang THR, beras raskin, dll. Begitu menyesakkan dada. Seenak apapun makanannya, saya tidak sanggup untuk mengantri seperti ini. Berasa hidup mengenaskan. Rasanya jadi orang kecil itu begini. Bisa makan saja sudah Alhamdulillah. Bersyukurlah kita yang saat ini bisa hidup dengan nyaman.
Setelah acara tasyakurannya resmi dibuka, barulah Pak TGB datang ke panggung untuk menyapa masyarakat. Saya pikir saat itu yang mendengarkan beliau dengan khusyuk hanyalah para wartawan saja, karena selain itu orang-orang pada berebut makanan. Di bawah panggung tidak kalah ramainya. Wartawan begitu banyak yang hadir dengan kameranya masing-masing. Saya merasa perempuan sendiri di sana. Tergencet di tengah wartawan lainnnya. Saya tidak ingin melewatkan momen ini, setidaknya saya mesti bisa mendapatkan fotonya (demi kelengkapan arsip foto di blog,hehe). Sekarang saya kembali tersadar, oh jadi jurnalis itu tidak gampang. Mesti rela tergencet di antara puluhan jurnalis lainnya, mesti rela melakukan banyak hal demi sebuah berita. Dan saat itu saya baru sadar, kenapa tidak banyak perempuan yang menjadi jurnalis lapangan, kerjanya tidak gampang. Fisik dan mentalnya mesti kuat. Tetapi semua pengorbanan itu hilang menjadi kebahagiaan besar, ketika seorang jurnalis berhasil mendapatkan gambar yang bagus, kemudian bisa menyampaikan berita di lapangan sesuai dengan fakta yang ada. 
Pak TGB

Akhirnya setelah melewati kerumunan wartawan saya bisa juga mendapatkan fotonya. Cuma ini fotonya yang bagus, yang lainnya itu hancur semua.
Pak TGB, tetap semangat ya untuk menjalankan amanahnya selama lima tahun mendatang. Semoga bisa mengabdi sepenuhnya untuk rakyat.

6 komentar:

  1. kulineeeeernya ga nguaaati......... kakak -_-"

    BalasHapus
  2. koq tega lu, nggak bilang?????? pas ada kata kuliner daku kau lupakan.. ihiks....

    BalasHapus
    Balasan
    1. kakak kan tinggalnya di lotim...
      kirain gak mau ikut kalo cuma beginian doang ke mataram,hehehe
      ini selasanya setelah kakak dari mataram..

      Hapus
  3. Itu makanan nya Wooowowowooo aku jadi lapar heheheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha...
      sate bulayak ini memang enak kak...
      cobain dah ^_^

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^