si blue yang setia menemani perjalanan saya selama 3 tahun :D |
Kalau
misalnya ada yang bilang “fotografi adalah hobi yang mahal”, saya rasa tidak.
Beberapa orang berprinsip, ingin memiliki semua alat-alat fotografi yang
lengkap dulu baru belajar, ada juga yang dengan modal memori card sudah bisa
belajar fotografi. Untuk pemula yang baru belajar fotografi, tidak perlulah
memiliki kamera mahal dan superkece seperti punya fotografer professional, yang
penting kamera bisa dioperasikan dan memaksimalkan yang ada untuk mendapatkan
hasil yang bagus. Saya punya beberapa teman yang suka FG, mereka tidak punya
kamera, hanya punya memorycard 4GB tetapi karya-karya mereka luar biasa
kerennya. Setiap ada agenda hunting, mereka suka ikut-ikut teman yang senior untuk
jepret-jepret, disana mereka bisa sambil sharing dan diskusi terkait fotografi,
terus kalau ada waktu dan diperolehkan meminjam kamera (biasanya sih boleh),
mereka menggunakan kesempatan itu untuk jepret-jepret juga, setelah itu para senior mengomentari hasil yang mereka dapatkan. Dari sanalah mereka
banyak belajar. Tentu tidak mungkin jika setiap jepret selalu bermodal
memorycard, oleh karena itu kalau ada rezeki mulailah menabung sedikit demi
sedikit. Saya mulai belajar dan tertarik fotografi sejak tahun 2009, saat duduk
dibangku pertama kuliah. Sukanya berawal dari seringnya diajak jalan-jalan
keliling Lombok dan banyaknya agenda kampus yang saya ikuti, mulai saat itu
saya berfikir, tidak mungkin tempat-tempat keren ini tidak saya abadikan,
makanya setiap jalan-jalan atau ada agenda keren kampus, saya selalu berusaha
meminjam kamera kepada teman-teman yang punya.
Tahun
2010, saya mendapatkan beasiswa mahasiswa berprestasi, jumlahnya lumayan besar
untuk ukuran mahasiswa. Uangnya saya gunakan untuk keperluan kuliah, tetapi
sisanya sangat kurang untuk membeli kamera, akhirnya saya memutuskan untuk membeli
HP kamera, setidaknya saya punya kamera walaupun dalam bentuk HP untuk
mendokumentasikan semua kegiatan dan jalan-jalan saya. Setiap semesternya
Alhamdulillah saya selalu mendapatkan beasiswa, tetapi selalu tidak pernah
cukup untuk membeli kamera. Meminta kepada orang tua adalah hal yang tidak
mungkin, kenapa? Karena Bapak saya adalah tipikal orang yang tidak akan mau
membelikan anaknya barang-barang yang tidak penting, menurut Bapak saya kamera
itu tidak penting karena bukan kebutuhan dasar sekolah. Alhasil saya hanya
memendam sendiri keinginan saya untuk membeli kamera. Tahun 2011, saya masih
belum bisa membeli kamera, tetapi untuk mengobati kekecewaan karena belum bisa
membeli kamera, saya mengganti HP saya yang jadul dengan HP Samsung yang
kualitas jepretannya lumayan bagus dibanding HP saya terdahulu. Tahun 2012
awal, akhirnya dengan uang beasiswa saya bisa membeli kamera. Bukan kamera
mahal, dengan harga jutaan, bukan kamera DSLR yang superkece, tetapi hanya
kamera pocket merk Sony Chybershoot tipe DSC-W6510. Kamera yang saya beli tepat
sehari setelah beasiswa saya dapat, saya takut kalau tidak cepat dipaksakan
saya tidak akan bisa memiliki kamera. Harga kamera itu Rp.1.000.000, itu pun
dapat diskon 10%, jadinya Rp. 900.000. Dibandingkan dengan harga kamera yang dimiliki teman-teman saya yang lain, itu sudah sangat murah. Tetapi Alhamdulillah, akhirnya saya punya
kamera juga. Kamera itulah yang menemani perjalanan saya selama berkeliling
Lombok. Memaksimalkan kamera biasa untuk mendapatkan hasil yang keren, itulah
letak tantangannya.
Awal
mula belajar fotografi saya tertarik pada foto makro, yaitu foto objek kecil,
seperti bunga, kumbang, kupu-kupu, dan serangga lainnya. Belajar foto makro
adalah belajar untuk menguji kesabaran, karena objek kita adalah serangga yang
kecil dan tak bisa diam. Apalagi kalau memfoto kupu-kupu, mesti diam tanpa
gerak bahkan mesti menahan nafas beberapa detik saking takut kupu-kupunya
terbang gara-gara gerakan yang kita lakukan, tantangan terbesarnya juga
terletak pada kamera yang kita gunakan, kalau kamera DSLR dengan lensa khusus untuk foto makro,
maka sangat memudahkan pengambilan foto, tetapi kalau kameranya seperti kamera
saya, kamera pocket dengan fitur seadanya yang kalau dizoom malah hasilnya
tidak bagus, maka mesti sabar dan hati-hati. Tetapi kepuasan karena berhasil
mengambil gambarnya sama besarnya dengan mendapatkan nilai matematika tinggi
setelah bersusah payah belajar.
Kamera
pocket itu telah setia menemani perjalanan saya. Hampir seluruh hasil karya saya di blog ini saya ambil menggunakan kamera pocket itu. Saya lebih rela tidak membawa
dompet daripada tidak membawa kamera. Tetapi sekarang saya mesti bersedih
tingkat tinggi karena pada lebaran idhul fitri kemarin kamera saya hilang.
Mungkin sudah waktunya kita berpisah, dan saya mulai memikirkan lagi bagaimana
caranya untuk membeli penggantinya. tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk
menumbuhkan chemistry antara saya dan si blue, dan saya sangat menyayanginya…
semoga kau baik-baik saja dengan pemilik yang baru…
Untuk teman-teman yang lagi belajar jepret, jangan pernah putus asa walaupun kamera tidak ada, ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak jalan untuk mewujudkan keinginan kita. Saya yakin ketika kita ingin, maka selalu ada jalan untuk mendapatkan itu.
Untuk teman-teman yang lagi belajar jepret, jangan pernah putus asa walaupun kamera tidak ada, ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak jalan untuk mewujudkan keinginan kita. Saya yakin ketika kita ingin, maka selalu ada jalan untuk mendapatkan itu.
Makro serangga |
Ini adalah hasil foto saya menggunakan kamera pocket sony chybershoot (gambarnya diatas). Tanpa editing (sotosop, dan kawan-kawannya) sama sekali. Untuk mendapatkan hasil gambar yang fokus seperti ini perlu kesabaran yang sangat, mesti hati-hati, karena kalau banyak bergerak serangganya bisa kabur.
Data exif foto, untuk membuktikan kalau foto ini benar diambil menggunakan si blue |
Di bawah ini ada beberapa hasil karya saya menggunakan kamera pocket, bukan untuk sok, pamer atau apa, tapi untuk memotivasi teman-teman pemula yang suka jepret kalau kamera biasa-biasa saja itu bukan halangan untuk belajar dan terus berkarya. Saya hingga sekarang belum memiliki kamera yang superkece, tetapi setiap saat saya selalu berusaha untuk belajar dan belajar, juga ikut kompetisi foto atau menulis, supaya dapat tambahan modal membeli kamera pocket yang baru sebagai pengganti si blue yang hilang.
Kamera sebenarnya sama saja semuanya, semuanya tergantung kepada pemegang kameranya, seberapa ahli dia menggunakannya, walaupun pocket, walaupun murah, kalau bisa dimaksimalkan, maka hasilnya pun oke :D
1 |
2 |
3 |
4 |
ijin membaca dan menyimak mba hehe
BalasHapussalam
hehehehe,, silahkan mbak dibaca dibaca :D
Hapuskerennnnn,,, i ll try it
BalasHapusyess, you can try it :D
Hapus