Rabu, 08 Oktober 2014

Tidak Perlu Kamera Bagus untuk Belajar Jepret


si blue yang setia menemani perjalanan saya selama 3 tahun :D

Kalau misalnya ada yang bilang “fotografi adalah hobi yang mahal”, saya rasa tidak. Beberapa orang berprinsip, ingin memiliki semua alat-alat fotografi yang lengkap dulu baru belajar, ada juga yang dengan modal memori card sudah bisa belajar fotografi. Untuk pemula yang baru belajar fotografi, tidak perlulah memiliki kamera mahal dan superkece seperti punya fotografer professional, yang penting kamera bisa dioperasikan dan memaksimalkan yang ada untuk mendapatkan hasil yang bagus. Saya punya beberapa teman yang suka FG, mereka tidak punya kamera, hanya punya memorycard 4GB tetapi karya-karya mereka luar biasa kerennya. Setiap ada agenda hunting, mereka suka ikut-ikut teman yang senior untuk jepret-jepret, disana mereka bisa sambil sharing dan diskusi terkait fotografi, terus kalau ada waktu dan diperolehkan meminjam kamera (biasanya sih boleh), mereka menggunakan kesempatan itu untuk jepret-jepret juga, setelah itu para senior mengomentari hasil yang mereka dapatkan. Dari sanalah mereka banyak belajar. Tentu tidak mungkin jika setiap jepret selalu bermodal memorycard, oleh karena itu kalau ada rezeki mulailah menabung sedikit demi sedikit. Saya mulai belajar dan tertarik fotografi sejak tahun 2009, saat duduk dibangku pertama kuliah. Sukanya berawal dari seringnya diajak jalan-jalan keliling Lombok dan banyaknya agenda kampus yang saya ikuti, mulai saat itu saya berfikir, tidak mungkin tempat-tempat keren ini tidak saya abadikan, makanya setiap jalan-jalan atau ada agenda keren kampus, saya selalu berusaha meminjam kamera kepada teman-teman yang punya.

Tahun 2010, saya mendapatkan beasiswa mahasiswa berprestasi, jumlahnya lumayan besar untuk ukuran mahasiswa. Uangnya saya gunakan untuk keperluan kuliah, tetapi sisanya sangat kurang untuk membeli kamera, akhirnya saya memutuskan untuk membeli HP kamera, setidaknya saya punya kamera walaupun dalam bentuk HP untuk mendokumentasikan semua kegiatan dan jalan-jalan saya. Setiap semesternya Alhamdulillah saya selalu mendapatkan beasiswa, tetapi selalu tidak pernah cukup untuk membeli kamera. Meminta kepada orang tua adalah hal yang tidak mungkin, kenapa? Karena Bapak saya adalah tipikal orang yang tidak akan mau membelikan anaknya barang-barang yang tidak penting, menurut Bapak saya kamera itu tidak penting karena bukan kebutuhan dasar sekolah. Alhasil saya hanya memendam sendiri keinginan saya untuk membeli kamera. Tahun 2011, saya masih belum bisa membeli kamera, tetapi untuk mengobati kekecewaan karena belum bisa membeli kamera, saya mengganti HP saya yang jadul dengan HP Samsung yang kualitas jepretannya lumayan bagus dibanding HP saya terdahulu. Tahun 2012 awal, akhirnya dengan uang beasiswa saya bisa membeli kamera. Bukan kamera mahal, dengan harga jutaan, bukan kamera DSLR yang superkece, tetapi hanya kamera pocket merk Sony Chybershoot tipe DSC-W6510. Kamera yang saya beli tepat sehari setelah beasiswa saya dapat, saya takut kalau tidak cepat dipaksakan saya tidak akan bisa memiliki kamera. Harga kamera itu Rp.1.000.000, itu pun dapat diskon 10%, jadinya Rp. 900.000. Dibandingkan dengan harga kamera yang dimiliki teman-teman saya yang lain, itu sudah sangat murah. Tetapi Alhamdulillah, akhirnya saya punya kamera juga. Kamera itulah yang menemani perjalanan saya selama berkeliling Lombok. Memaksimalkan kamera biasa untuk mendapatkan hasil yang keren, itulah letak tantangannya.
Awal mula belajar fotografi saya tertarik pada foto makro, yaitu foto objek kecil, seperti bunga, kumbang, kupu-kupu, dan serangga lainnya. Belajar foto makro adalah belajar untuk menguji kesabaran, karena objek kita adalah serangga yang kecil dan tak bisa diam. Apalagi kalau memfoto kupu-kupu, mesti diam tanpa gerak bahkan mesti menahan nafas beberapa detik saking takut kupu-kupunya terbang gara-gara gerakan yang kita lakukan, tantangan terbesarnya juga terletak pada kamera yang kita gunakan, kalau kamera DSLR dengan lensa khusus untuk foto makro, maka sangat memudahkan pengambilan foto, tetapi kalau kameranya seperti kamera saya, kamera pocket dengan fitur seadanya yang kalau dizoom malah hasilnya tidak bagus, maka mesti sabar dan hati-hati. Tetapi kepuasan karena berhasil mengambil gambarnya sama besarnya dengan mendapatkan nilai matematika tinggi setelah bersusah payah belajar.
Kamera pocket itu telah setia menemani perjalanan saya. Hampir seluruh hasil karya saya di blog ini saya ambil menggunakan kamera pocket itu. Saya lebih rela tidak membawa dompet daripada tidak membawa kamera. Tetapi sekarang saya mesti bersedih tingkat tinggi karena pada lebaran idhul fitri kemarin kamera saya hilang. Mungkin sudah waktunya kita berpisah, dan saya mulai memikirkan lagi bagaimana caranya untuk membeli penggantinya. tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk menumbuhkan chemistry antara saya dan si blue, dan saya sangat menyayanginya… semoga kau baik-baik saja dengan pemilik yang baru…
Untuk teman-teman yang lagi belajar jepret, jangan pernah putus asa walaupun kamera tidak ada, ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak jalan untuk mewujudkan keinginan kita. Saya yakin ketika kita ingin, maka selalu ada jalan untuk mendapatkan itu.
Makro serangga
Ini adalah hasil foto saya menggunakan kamera pocket sony chybershoot (gambarnya diatas). Tanpa editing (sotosop, dan kawan-kawannya) sama sekali. Untuk mendapatkan hasil gambar yang fokus seperti ini perlu kesabaran yang sangat, mesti hati-hati, karena kalau banyak bergerak serangganya bisa kabur.
Data exif foto, untuk membuktikan kalau foto ini benar diambil menggunakan si blue
Di bawah ini ada beberapa hasil karya saya menggunakan kamera pocket, bukan untuk sok, pamer atau apa, tapi untuk memotivasi teman-teman pemula yang suka jepret kalau kamera biasa-biasa saja itu bukan halangan untuk belajar dan terus berkarya. Saya hingga sekarang belum memiliki kamera yang superkece, tetapi setiap saat saya selalu berusaha untuk belajar dan belajar, juga ikut kompetisi foto atau menulis, supaya dapat tambahan modal membeli kamera pocket yang baru sebagai pengganti si blue yang hilang. 
Kamera sebenarnya sama saja semuanya, semuanya tergantung kepada pemegang kameranya, seberapa ahli dia menggunakannya, walaupun pocket, walaupun murah, kalau bisa dimaksimalkan, maka hasilnya pun oke :D
1
2
3
4

4 komentar:

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^