Rabu, 22 Oktober 2014

Jelajah Eksotisme Sumbawa (Episode Pulau Kenawa)

Dari kemarin sepulang dari Kenawa, hati ini tak sabar sekali ingin memposting kisah perjalanan kesana. Tapi kok ya begini jadinya, ketika mau mengetik, selalu saja kehabisan kata-kata, lalu delete semua tulisan yang sudah diketik -_-, mungkin ini yang namanya efek keindahan yang membuat tak bisa berkata apa-apa, hingga menulis pun jadi tak bisa ^_^, hehehe.
Jum'at tanggal 17 Oktober kemarin saya dan beberapa teman masa SMA, berencana untuk mengadakan kemah bersama, awal mula tujuan yang kami pilih adalah Pulau Moyo, secara saya sudah pernah kesana, jadi seluk beluknya saya sudah tahu. Tetapi malam harinya sebelum keberangkatan, Ibu Bapak tiba-tiba tidak memberikan izin kesana, dengan alasan ombaknya sekarang lagi besar. Iis dan Putry (teman masa SMA saya) juga tidak diberikan izin orang tuanya, akhirnya kita merencanakan ulang agenda kita, dan terlintaslah nama Pulau Kenawa, sebuah pulau kecil yang terletak di barat Sumbawa. Yang ada di dalam otak kita saat itu, terserahlah mau kemana yang penting kita bisa liburan bersama. Setelah Kenawa kita ingin ke Pulau Bungin, pulau terpadat dunia.
Jum'at pagi pukul 07.30 kita langsung berangkat, memakan waktu yang cukup lama, sekitar 2 jam untuk sampai Poto Tano (tempat penyebrangan ke Pulau Kenawa), itu pun dengan kecepatan yang luar biasa, berhubung kita mau menikmati perjalanan, kita pun sepakat untuk tidak kebut-kebutan, walaupun dua orang yang membawa motor adalah laki-laki yang sangat tidak bisa jika tidak memacu motor dengan kecepatan tinggi. Kita pergi berlima, saya, Putry, Iis, Kak Adit (kakaknya Putry) dan Ginty (teman SMA). Mesti bawa cadangan laki-laki, sapa tau nanti dijalan motor kenapa-napa, kan ribet kalau tidak ada yang ngerti motor, hehehe.
Jam 09.00 kita sampai Alas, sarapan sebentar, dan lanjut lagi ke Poto Tano. Sampai Poto Tano jam 10.00. Sampai sana kita bingung mau kemana, dan mesti menghubungi siapa untuk penyebrangan ke Kenawa, karena kita semua masih awam info tentang pulau itu, modal nekat saja kita pergi. Sampai plang yang berbunyi, ada Bapak-bapak yang teriak dan memanggil kita. Bapak itu menawari kita untuk penyebrangan ke Kenawa. Tahu aja si Bapak kalau kita lagi bingung.
Gapura selamat datang
Kak adit yang sabar ya, hehehe
Tanpa menunggu waktu, motor langsung kita parkir ke rumah si Bapak. Si Bapak banyak bercerita tentang Kenawa, dan beliau menyarankan kita untuk menginap saja. Tapi bagaimana mau menginap, tidak ada tenda, tak ada alat masak, makanan pun kita tak bawa, hanya camilan kecil saja. Untunglah, si Bapak baik hati, beliau menawari kami untuk peminjaman alat masak, seperti panci, piring, gelas, ember, dll. Diskusi sebentar, dan kita pun fix untuk menginap, walaupun dengan peralatan yang amat sederhana. Tapi namanya juga kemah, ya mesti survival. Kak Adit juga bawa pancing, jadi kita bisa memancing ikan disana. Beli mie instan, kopi, autan, air minum 2 galon, dan snack-snack kecil lainnya sebagai persiapan kita. 
Pukul 11.00 kita langsung menyebrang ke Pulau Kenawa, waktu penyebrangan hanya sekitar 15 menit, jarak antara pelabuhan penyebrangan dengan pulau tidak begitu jauh, jadi tidak memakan waktu yang lama untuk menyebrang.
Barang-barang yang kami bawa walaupun dengan persiapan yang sangat minim ternyata banyak juga, bagaimana kalau persiapannya matang, saya khawatir kapal akan penuh dengan barang-barang yang kami bawa, hehehe. Di Poto Tano ini juga ada pelabuhan penyebrangan kapal Ferry untuk ke Pulau Lombok, jadi di sekitar laut menuju ke Kenawa kita akan melihat banyak kapal Ferry yang sedang bersandar. 
Menuju Kenawa
Disekitar Pulau Kenawa ada banyak pulau-pulau kecil yang juga sangat potensial dijadikan tempat pariwisata. Kalau menyebrang dari Lombok ke Sumbawa, tandanya dekat dengan Pulau Sumbawa adalah dengan terlihatnya pulau-pulau kecil disekitarnya, dan semua pulau itu tak berpenghuni, hanya dijadikan tempat persinggahan para nelayan ketika melaut saja. Pulau Kenawa baru beberapa tahun ini melejit namanya. Ketika pulau-pulau kecil ini ditata dengan baik, saya yakin  bisa menambah PAD daerah, cuma masalahnya banyak dari pulau ini yang tidak terawat, dan beberapa juga yang sudah dibeli pihak asing, hmmm miris sekali melihat fenomena ini. Tanah kita punya, laut kita punya, tapi kita harus membayar kepada mereka untuk menikmati semuanya -_-
Pulau Kenawa, panasssnyooo
Pulau kenawa
Hampir sampai pulau, sempat terpesona dengan panasnya pulau ini, ilalangnya saja sampai kering begitu. Pulau ini berpasir putih yang eksotis, memang sangat disayangkan jika hanya datang foto-foto dan kepanasan, tapi tidak menikmati keindahannya secara keseluruhan.
Kapal yang kami tumpangi
Hwaaaa, wonderfull island
welcome Kenawa
Setelah 15 menit di laut kita pun sampai di Kenawa. wah Pulau ini benar-benar eksotis ya (baca:panas), berfoto pun mesti membelakangin arah sinar matahari biar tak silau ^_^
Satu yang menjadi catatan penting buat teman-teman yang hendak menyebrang kesini atau kemana pun, dari awal mestinya deal-dealan dulu dengan yang punya perahu, kita sempat terkaget-kaget karena Si Bapak meminta bayaran tinggi, padahal menyebrangnya tidak jauh. Beliau minta 300rb, yang ada dalam bayangan kita, semahal-mahalnya paling sampai 200rb. Tapi yah mau bagaimana lagi, sudah kadung sampai sini, tak mungkin kita ngeyel-ngeyelan terus tidak mau bayar, dong si Bapak bisa ngambek dan tidak menjemput kita kembali. Kita bayar dulu DP-nya dulu 200rb, 100rb sebagai jaminan untuk menjemput kita kembali besok.
Selamat datang Kenawa,..
Disini ada banyak berugak (sejenis rumah kayu, tapi tak berdinding) yang bisa dijadikan tempat untuk menginap. Jadi amanlah walau tak membawa tenda dan perlengkapan kemah. Barang-barang kami bawa ke berugak, beberes sebentar dan langsung ke pantai, nyebuuur, hehehe.
kak adit sudah siap dengan pancingnya
eks dermaga kenawa, tinggal kayunya saja
Kenawa

padang ilalang, karena lg musim kemarau, ilalangnya masih pendek dan kering, kalau sudah hujan ilalangnya tinggi dan hijau cantik :D
Kayu-kayu yang ada di depan itu dulunya dermaga, tapi entahlah kok jadinya begitu, tersisa kayu-kayunya saja...
Paling asyik di Kenawa itu adalah alam bawah lautnya, karang-karang dan ikannya keren-keren, dan lagi-lagi saya mesti mupeng lagi untuk kesini, tak lengkap rasanya kalau tidak snorkeling ria disini. Dan satu lagi yang jadi daya tarik pulau ini adalah ilalangnya yang hijau dan tinggi, makanya banyak temen-temen fotografer yang kesini untuk hunting atau pun prawedding, dsb. Tapi lagi-lagi saya datang diwaktu yang kurang tepat, ilalangnya masih pendek dan kering. Ini tandanya kita diminta kesini lagi nanti, sekedar snorkeling dan melihat ilalang yang hijau menenangkan mata :D
Oh ya mesti hati-hati juga, ombaknya lumayan dan pantainya lumayan dalam. Bisa dilihat di foto gradasi warna air lautnya, mulai dari hijau muda, toska dan biru tua, itu memperlihatkan kedalaman lautnya. Kalau yang tidak bisa berenang lebih baik mandi dipinggirnya saja, pas di warna yang hijau muda. Memang amazing (baca: emejing), pasir putihnya begitu bersih, airnya jernih, hati-hati sajalah kalau mandi, soalnya kalau sudah kena air pulau ini, jadi gak mau berhenti mandi, hihihihi. Panas terik matahari gak jadi halangan buat kita berendam disini, hwaaaa memang emejiing dah :D
Yang seru dari perjalanan kita kali ini adalah yang masak bukan yang perempuan tapi yang laki-laki. Yang masakin kita Kak Adit, beliau ini petualangan hebat, jadi sudah biasa survival kayak gini (gak survival sih, soalnya makanan menumpuk, he)
bukan promosi

mari masak

Kak adit yang masakin kita mi, hehehe
Makan siang kita pake mi instan, meski cuma mi tapi rasanya kayak makan spageti,hehehe. Namanya juga lagi lapar jadi apa yang ada disikat aja, jangankan mi, cumi-cumi yang mau dijadikan umpan mmemancing sama kak Adit pun kita sikat, hahahha dasar kita :D
cuminya siap dibakar :D
Setelah makan-makan kita pun terkapar, kelelahan. Tidur di brugak dengan angin laut yang sepoi-sepoi jadi semacam AC alami alias Angin Cemilir :D
Sorenya nongkrong dipinggir pantai untuk menyaksikan keindahan sunset pulau ini :D

8 komentar:

  1. Subhanallah indahnya Sumbawa, saya belum pernah kesana

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, ayo mbak kesini...
      merasakan panasnya negeri 9 matahari :D

      Hapus
  2. Cakep banget, Lu.....
    Trus itu sotongnyaaaaaaa..... *slurrp!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini dibakar enak banget lho mbak, ihihihi....
      pulau panas nan eksotis :D

      Hapus
  3. ngeri pancix...upsss..#gagal fokus

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^