Kamis, 09 Oktober 2014

Jilbab Bukan Penghalang untuk Travelling

"Travelling harusnya menjadi satu cara untuk kita mengenal Rabb kita, travelling menjadi satu cara untuk kita banyak bersyukur kepada-Nya, jangan sampai karena hobi jalan-jalan, sholat yang tiba waktunya malah ditunda-tunda, terus yang seharusnya istiqomah menggunakan rok, roknya harus dilepas. Kalau travelling membuat kita jadi jauh dari-Nya, lebih baik diam di rumah, nonton TV, itu lebih baik menurut saya."
Sering orang bertanya kepada kita-kita (perempuan berjilbab) ketika travelling atau melakukan aktivitas yang rada ekstrim, "Itu rok gak ribet apa kalau buat mendaki? Terus jilbaban gak panas apa, dilepas aja, kan gak ada laki-laki, nanti kalau mau outbond roknya diganti celana." Dan masih banyak komentar yang lainnya. Saya sih seringnya senyum aja kalau ada yang bilang seperti itu, karena saya tipikal orang yang tidak mau berdebat terkait masalah prinsip. Bagi saya ada hak kita yang menjadi kewajiban orang lain, dan ada kewajiban kita yang menjadi hak orang lain. Beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan kita merupakan hak semua orang, dan wajib untuk menghormati itu. Saling menghargai apa yang menjadi prinsip masing-masing menurut saya adalah satu cara untuk bisa melenggengkan hubungan sesama makhluk sosial.
Saya hobi jalan-jalan, awal mula menggunakan jilbab, saya merasa itu sangat ribet dan melelahkan, apalagi kalau mau wudhu, mesti ditempat yang tertutup dan tidak ada laki-lakinya. Apalagi dengan rok dan celana di dalam, bagi saya itu sangat tidak mengenakkan, tapi perlahan demi perlahan saya mulai terbiasa dengan jilbab dan rok itu. Malahan, sensasi jalan-jalannya terletak pada itu, seasyik apapun kegiatan yang kita lakukan, kita mesti istirahat ketika waktu sholat, mesti cari-cari masjid, mesti ribet ala perempuan, dan masih banyak lagi keribetan yang lain.  Kalau kata kakak saya, semuanya harus dinikmati, dan jangan dijadikan beban. Kalau kita merasa jilbab dan rok adalah beban untuk kita, maka selamanya akan beban juga, tak akan ada kenikmatan yang kita rasakan. Sumbawa yang super duper panas, gak pake penutup kepala, atau gak pake jaket keluar rumah sama artinya dengan membiarkan kulit gosong seketika, dan beruntunglah yang menggunakan jilbab, kulitnya terlindungi dari radiasi panas sinar matahari.
Gaya yang paling saya sukai ketika jalan-jalan atau trackking adalah kaos oblong, jilbab kaos yang langsung pakai, terus rok jeans, sepatu, dan tas ransel, berasa menjadi muslimah tangguh dengan penampilan itu, hihihi. Rok dan jilbab jangan dijadikan alasan untuk tidak bisa berativitas, malah itu jadi pelindung dan identitad kita :D
Di bawah ini ada beberapa foto saya ketika outbond di Lombok beberapa bulan yang lalu, sebelum kembali ke Sumbawa. Walaupun pakai rok, kalem aja lanjut terus :D Hihihi
Siap-siap untuk flying fox
satu dua tiga, meluncurrr
i believe i can fly
So buat para muslimah, jangan takut ya gak bisa 'eksis' jalan-jalan dengan jilbab dan rok itu, jalan-jalan gak pake baju pun mereka tidak risih sama sekali, kenapa kita mesti risih dengan penampilan kita.

9 komentar:

  1. Tapi kudu hati-hati ya sister.. oya zaman Rasulullah saja wanita berjilbab ikut perang kox..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip pak, itu mah harus...
      iya mereka bener2 muslimah tangguh yang superkeren, cuma zaman sekarang kebanyakan yang rada manja, dan mellow, kena hujan dikit ngeluh, hehehe :D

      Hapus
  2. temen-temen saya dan Adik2 saya di Pas Mahaguru juga semuanya memakai Jilbab mba yg perempuan, malah waktu ke Rinjani ada beberapa temen perempuan yg dari Jakarta berjilbab, mereka tetap semangat koq hehehe... Semoga tambah semangat dlm Travellingnya ya mba ... mantaaaappp :)

    BalasHapus
  3. Bener banget, Lu... Jilbab bukan penghalang untuk traveling... Aku dulu pertama kali naik gunung pake jilbab, udah mikir bakal ribet dsb.. Ternyata justru enggak, malah nyaman banget... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak,, saya pertama itu sangat kelabakan, mau nginap aja mesti bawa barang seabrek, tapi kalau udah sering jadinya gak gitu ribet kok mbak :D

      Hapus
  4. Nah! Saya setuju dengan postingan ini..
    tapi harus disamakan dulu nih persepsinya.. jilbab itu baju kurung yang tidak ketat kan ya? dan khimar adalah penutup kepala sampai ke dada. *cmiw*
    Subhanalloh sekali travelling dengan jilbab dan khimar tetap syar'i begini :)

    BalasHapus
  5. subhanalloh..senang sekali menemukan tulisan ini..mencerahkan hatiku disaat tatapan teman2 yang memakai celana saat outbond membuat aq tidak pede..salam kenal ukhti ratih jogja (syahsyakura@gmail.com)

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^