Sabtu, 08 Juni 2013

Pacu Adrenallin di Abangan

Jalan menuju Abangan
"Abil serius mau kesana??" Tanya saya sama Abil. Dia adik saya yang paling kecil. Dua hari yang lalu Abil ke Lombok, liburan akhir semester.
"Iya" Jawabnya mantap. "Masa selama di Lombok kita cuma di ajak ke kolam renang aiq bukaq aja."
"Berani???" Tantang saya.
"Iya berani, ayo aja makanya mbak Lulu kita kesana"
Ehm, baiklah. Saya tahu bagaimana anak itu. Sifatnya tidak jauh beda dengan saya. Jika iya, maka harus. Dia penasaran dengan seluncuran parit yang bernama abangan itu. Saya juga walaupun seribu kali berkunjung ke rumah bibi di Pagutan, Lombok Tengah, tapi tidak pernah pergi ke tempat itu. Abangan ini adalah parit yang dibangun pada masa penjajahan Belanda, tahun 1890 (info dari warga setempat).
Umurnya sudah tua juga, lebih satu abad. Panjangannya kira-kira 5 Km. Parit ini dibuat untuk mengairi sawah-sawah warga yang ada di desa tersebut (Desa Pringgarata, Lombok Tengah). Hebatnya selama parit itu di bangun sampai sekarang belum ada perbaikan-perbaikan. Bentuknya masih bagus sama seperti baru di bangun dulu. Wah, hebat juga yah ternyata. Kata Bibi, rata-rata parit buatan belanda itu kuat-kuat. Kontruksi bangunan, kualitas, dan segala macamnya tidak pernah di nomor duakan. Makanya itu, wajar sampai sekarang parit itu masih dalam kondisi baik-baik saja. Bandingkan dengan yang di buat Indonesia. Belum setahun aja sudah rusak,hehehe. Ada satu bagian di parit itu yang bentuknya seperti seluncuran air. Warga sekitar baik orang dewasa atau anak-anak biasa menggunakannya untuk main seluncuran. Nah, seluncuran itulah yang mau di coba sama Abil. Seluncuran itu sangat menguji adrenallin. Cocok dah dengan jiwa Abil yang petualang. Kalau saya??? Mikir dua kali buat coba. Saya yang aman-aman sajalah ^_^
Persawahan menuju Abangan
Jam 16.30 Wita, saya, Abil dengan kedua adik sepupu saya pergi ke Abangan. Tempatnya lumayan jauh. Jalannya masih jelek, berbatu-batu. Tapiiii, pemandangan di sekitarnya itu. Subhanallah, asri sekali. Sawah-sawah membentang.
Dengan kecepatan 20km/jam (tidak boleh ngebut karena jalan licin dan rusak) dari rumah Bibi di pagutan, sampailah kita di Abangan, jam 16.50 Wita. Oh ya, letaknya Abangan ini di Desa Pringgarata, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah.
Parit yang namanya Abangan

Paritnya, airnya sangat deras
Nah yang di atas itu adalah gambar parit yang namanya Abangan itu.Yang saya foto adalah jembatan dan paritnya. Jadi nanti seluncurannya dari ujung parit itu sampai di muara parit. Lihat air di bawah jembatan itu. Mereka juga akan seluncuran melewati itu. Air yang deras membawa mereka sampai ke muara parit. Agak keruh warna airnya, karena tadi baru selesai hujan. Kalau musim kemarau airnya bening sekali. Bagi anak-anak di desa ini, seluncuran ini adalah tempat bermain mereka sehari-sehari. Meluncur dari atas tanpa rasa takut. Sensasinya kalah dengan bermain di kolam air di water boom (kata adek sepupu saya). Saya akui keberanian mereka. Air deras seperti ini bisa ditaklukkan, tidak pake pelampung dan helm pengaman lagi. Salut sangat saya. Pertama kali liat air parit yang cukup deras ini saya juga khawatir. Takut terjadi apa-apa sama Abil. Nanti kepala terbentur sisi-sisi parit atau hanyut tanpa ditemukan lagi bagaimana. Tapi diyakinkan sama adik-adik sepupu yang lain, kalau seluncuran disini aman. Ya sudah, Bismillah saja. 
Abil
Di samping itu foto Abil. Sudah mulai agak berubah pikiran dia. Seluncur gak ya seluncur gak ya. Maklum ini pertama kalinya untuk dia bertemu medan air yang seperti ini, karena biasanya dia bermain di laut sama di gunung-gunung. Hobinya memang itu. Agak beda dengan kita bertiga, jiwanya yang paling aneh ya dia. Saya walaupun suka jalan-jalan tapi masih mencari trek yang aman, hehehe. Kalau dia gak peduli, gowes aja. Lama dia melihat anak-anak desa sini main seluncuran baru dia mau nyoba. Penasaran juga akhirnya.




Ada dua kepala di ujung, itu Abil sama Qory, sepupu saya

"Abil, doa dulu sebelum nyebur" Kata saya. Jujur saya khawatir juga. Tapi saya percaya semuanya akan baik-baik saja. Toh, tadi ada banyak anak-anak kecil yang main tapi ndak kenapa-kenapa. Bismillah. Lanjuut.
Di atas itu Abil lagi seluncuran. Tidak butuh waktu lama. Hanya 25 detik Abil sudah ada di kolong jembatan parit Abangan itu.
Di bawah jembatan mau ke muara parit
Abil terbawa arus



Abil habis main seluncuran

"Mbak Lulu, coba lagi ya" Kata Abil. Benar-benar ini anak. Saya kira dia akan kapok ternyata mau main lagi.
"Abil suka ya main seluncuran kayak gitu???"
"Iya Mbak Lulu, asyikk sekali, kayak terjun bebas. Nda ada ini di sumbawa"
Akhirnya sore itu, dia main seluncuran lagi. Kalau tidak sampai waktu magrib, mungkin tidak akan selesai-selesai dia main. Ketagihan.
Anak-anak desa kreatif juga ya, parit bisa dijadikan tempat main-main. Anak kota mah gak bakal terpikir untuk melakukan hal-hal ekstrim seperti ini. Terkadang apa yang dianggap remeh sama orang bisa jadi berharga bagi orang lain. Bagi yang suka olahraga pacu adrenallin saya sarankanlah untuk mencoba kesini. Gratis. Tanpa bayar ^_^
Abil dan sepupu saya asyik main-main. Saya asyik jepret-jepret sawah.
Sawah dekat jembatan Abangan. Menyejukkan mata ^_^

14 komentar:

  1. seluncuran serem banget itu, alias minim keamanan
    tapi seru juga sih, kalau dilihat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...
      iya minim keamanan memang, tetapi sejauh ini belum ada cerita orang sana yang main2 seluncuran kenapa2, palingan lecet2 aja,hehe
      saya aj takut ngasi adek main2 disana,,
      airnya lumayan deras karna musim hujan, kalau kemarau kecil airnya dan bening sekali..
      ^_^

      Hapus
  2. Uwaaaa kereeeen.. aku mau coba abangannya. kalau begini mah oke ne Lu... salam sama Abil, uda balik ke Sumba dia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. serius mau coba???
      saya aj takut -_-
      udah balik dia, sabtu kemarin, mau daftar SMK soalnya, oh ya dia ambil permesinan kak, sesuai sekali tu sama bakatnya..
      moga bisa jadi enginer hebat kek Pak Habibi ^_^

      Hapus
    2. good, moga moga dia bisa buat kapal, roket, motor, bus, laptop yang kita cuma perlu ngomong trsu dia ngetik sendiri :)

      Hapus
    3. hwwaaa.. itu yang sy mau...
      laptop ngetik sendiri :D

      Hapus
  3. Wuiw, ngeri itu, tapi kok aku juga kepengen ya Lu hahahahaha. Itu kalo pake live vest & helm jadi nggak ketar-ketik, asyik. Udah alamnya juga cihuy, ijo royo-royo gitu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe..
      banyak juga tho yang mau seluncuran kek gini...
      iya mbak, kalau pake helm, amanlah..
      tapi tu anak2 desa gak ada yang pake pengaman tp gk kenapa2, udah biasa kali yah,hehe
      pemandangannya emang bagus, ijoo sangat ^_^

      Hapus
    2. pake ban nanti kalo mau nyoba begini.. biar nggak tergoresss :)

      Hapus
    3. pakai baju selam super tebal juga dah...

      Hapus
  4. Airnya bersih kan? nggak ada lintahnya? *ati atiii sambil mikir mikir

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak bersih, itu karena baru abis ujan...
      gak ada lintahnyee...

      Hapus
  5. Mba kalau mau ke abangan lewat jalan mataram-sikur yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa lewat mantang terus ke pringgarata... kalau sudah di pringgarata nanti ditanyakan saja sama orang2 kampung sana dimana abangan pasti tau kok :)

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^