Tadi sepulang PPL sempat berbincang-bincang sebentar dengan teman-teman PPL. Tidak tahu berawalnya dari mana mereka jadi berbicara tentang impiannya. "Hidup itu mengalir seperti air saja. Melaju tanpa hambatan, mengikuti arus yang ada," kata mereka. Di antara kelompok itu hanya saja yang berbeda pendapat. Dulu memang saya selalu bilang ingin hidup seperti air, ikut arus. Motto "Hidup mengalir seperti air" ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Waktu zaman-zaman alay kita selalu punya tu yang namanya buku harian, tidak bisa dikatakan gaul kalau belum menuliskan biodata di
buku harian teman-teman. Rata-rata pasti di motto hidupnya bertuliskan mengalir seperti air, berguna bagi agama nusa dan bangsa. Tidak jauh dari itu. Coba saja fikirkan tentang hidup mengalir seperti air. Air itu mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah. Terus maju walaupun di hadapannya ada kotoran, batu, sampah, atau apa saja. Semuanya ditabrak. Air kadang masuk ke dalam selokan, tempat yang kotor. Air itu berjalan begitu saja, tanpa ada pengendali. Hidup tidak bisa seperti, kita harus bisa mengandalikan hidup kita. Kita harus punya pegangan dalam hidup. Kita harus bisa menjadi penentu kemana hidup kita berjalan. Hidup seperti air itu sama saja hidup ikut-ikutan. Orang bilang A, kita ikut A. Orang bilang B, kita ikut B. Karena air juga seperti itu. Mengikuti apa yang ada di depannya dan kemana arus membawanya. Saya ingin hidup saya spesial. Saya ingin menciptakan arus saya sendiri dan menjadi pengendalinya. Saya tidak ingin hidup itu dikendalikan arus orang lain. Jadilah air yang lembut tetapi tegas. Air tidak bisa dipegang tetapi bisa dirasakan. Air itu adalah zat yang paling lembut. Tetapi meskipun air terlihat begitu tenang, lembut,menyejukkan, jika ia telah bertindak untuk menunaikan perintah Tuhan maka efeknya akan melebihi efek bom sekalipun.
buku harian teman-teman. Rata-rata pasti di motto hidupnya bertuliskan mengalir seperti air, berguna bagi agama nusa dan bangsa. Tidak jauh dari itu. Coba saja fikirkan tentang hidup mengalir seperti air. Air itu mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah. Terus maju walaupun di hadapannya ada kotoran, batu, sampah, atau apa saja. Semuanya ditabrak. Air kadang masuk ke dalam selokan, tempat yang kotor. Air itu berjalan begitu saja, tanpa ada pengendali. Hidup tidak bisa seperti, kita harus bisa mengandalikan hidup kita. Kita harus punya pegangan dalam hidup. Kita harus bisa menjadi penentu kemana hidup kita berjalan. Hidup seperti air itu sama saja hidup ikut-ikutan. Orang bilang A, kita ikut A. Orang bilang B, kita ikut B. Karena air juga seperti itu. Mengikuti apa yang ada di depannya dan kemana arus membawanya. Saya ingin hidup saya spesial. Saya ingin menciptakan arus saya sendiri dan menjadi pengendalinya. Saya tidak ingin hidup itu dikendalikan arus orang lain. Jadilah air yang lembut tetapi tegas. Air tidak bisa dipegang tetapi bisa dirasakan. Air itu adalah zat yang paling lembut. Tetapi meskipun air terlihat begitu tenang, lembut,menyejukkan, jika ia telah bertindak untuk menunaikan perintah Tuhan maka efeknya akan melebihi efek bom sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^