Beberapa hari
terakhir ini saya banyak merenungi kata "Cinta". Kerja-kerja besar
itu hanya menjadi bualan dalam tong kosong yang nyaring bunyinya jika tanpa
Cinta. Cintalah yang membuat tidur tak lagi bersahabat dengan lambung. Seperti
Cinta yang membuat Romeo rela menegak racun demi sang Juliet, atau seperti kata
Jalaluddin Rumi
"Sungguh,
cintalah dapat merubah yang pahit menjadi manis, debu menjadi emas, keruh jadi
bening, sakit jadi sembuh, penjara berubah jadi telaga, derita menjadi nikmat,
dan kemarahan menjadi kasih sayang. Cintalah yang mampu melunakkan besi,
menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati, dan membuat yang budak
menjadi pemimpin."
Tetapi jujur saya
hanya ingin Cinta ini menjadi "Wajah Telaga" seperti apa yang
dikatakan Dee dalam Madrenya
"Wajah telaga tak pernah berdusta
"Wajah telaga tak pernah berdusta
Ia bergegas saat
disulut cinta
Ia beriak saat
angin lincah mengajaknya menari
Ia tak menghindar
dari undangan alam tempatnya menghampar
Menghadap awan
yang menunggu sabar dini hari datang
untuk keduanya
bersentuhan
Wajah telaga tak
pernah menyangkal
Ia membeku saat
langit memecah menjadi milyaran kristal putih
Ia mencair saat
matahari kembali ke angkasa tanpa serpih
Ia tak bersembunyi
dari perubahan dan gejolak hati
Menanti awan yang berubah tak pasti
hingga pagi datang
Menanti awan yang berubah tak pasti
hingga pagi datang
dan keduanya
berpulang pada kejujuran
Izinkan wajahku
menjadi wajah telaga
Merona saat
disulut cinta'
Menangis saat
kehilangan cinta
Memerah saat
dihinggapi amarah
Menggurat saat
digores waktu
Izinkan wajahku
bersua apa adanya
Bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur
Bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur
Namun tetap indah
dalam teguh dan ikhlasnya
Kepada udara,
kepada surya, kepada alam raya
Menanti engkau
yang melayang mencar arti hingga dini hari datang
Lalu kau luruh
menjadi embun, yang mengecupi halus wajahku
Saat engkau mencair menjadi aku dan aku hidup oleh sentuhannmu
Bersua tanpa samaran apa-apa
Saat engkau mencair menjadi aku dan aku hidup oleh sentuhannmu
Bersua tanpa samaran apa-apa
Saat semua cuma
cinta
Cinta semua saat
Dan buka lagi saat
demi saat"
Dan pada akhirnya cinta itu adalah keikhlasan, cinta itu adalah kerja, cinta itu adalah ketika kau masih disini bersama "Kita" untuk mewujudkan suatu Harmoni Kehidupan
Salam Cinta dari NTB untuk Indonesia ^_^ V
ya.. cinta adalah kata kerja Lu.. *bagamanapun hasilnya :)
BalasHapusCinta Itu, Cerita Indah Nan Tiada Akhirnya :D
Hapuskak wiwin: ya kak, cinta itu kata kerja, kerjalah untuk mencintainya :D
HapusNova: kalo gitu bisa buat gini juga dunk CINTA= CINi Titip Adik :p
HapusLulu: itu katanya Salim A fillah atau Anis Matta ya? dua-duanya mirip se tu orang
tidak sabar menunggu sang pangeran berkuda putihhh ^_^
HapusINGAT...!!! Bukankah dalam cinta dan Persahabatan 1+1 = 1?
BalasHapusMampir di sini.. hehehe
Salam CINTA dari MAJALENGKA untuk insan NTB dan seluruh jagat Indonesia Raya..
http://mah-taj.blogspot.com/2010/03/persahabatan-cinta-dan-pengorbanan.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMustopa:: hehehe, iya itu..
BalasHapuskok jadi ingat zaman SMA ya, sering dengar plesetan seperti itu :D
tatang tajudin: salam kenal balik jg dari NTB, yuk main2 kesini..
BalasHapusLombok indah lho :D
#promo.com
cinta oh cinta....
BalasHapuslha.. pusinya ngegantung :)
Hapusiya cinta...
Hapuscinta itu bikin galau pics :D
Pusing kenapa kak wiwin :D
Hapussantai saja kak, kayak dipantai
cinta itu indah :D