Rabu, 22 Mei 2013

Rectoverso, Dee

Agak kolot juga, karena baru membaca karyanya Dee yang satu ini,hehe. Pertama kali mendengar mungkin terasa aneh. Rectoverso. Apa itu rectoverso?? Kata Dee, rectoverso ini adalah hibrida Dee. Karyanya yang merupakan hasil perkawinan silang antara lagu dan fiksi, dua hal yang berbeda. Rectoverso adalah pengistilahan untuk dua citra yang yang seolah terpisah tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh (saling melengkapi). Dengan 11 lagu dan 11 fiksi. Keduanya terpisah tetapi dapat dinikmati dalam waktu yang sama. Fiksi yang paling saya suka di Rectoverso ini adalah "Malaikat Juga Tahu" dan "Hanya Isyarat". Menyentuh hati yang paling dalam untuk memaknai arti "cinta dalam diam itu."


Malaikat Juga Tahu:
"Saat itu mata Bunda berkaca-kaca. Begitu juga dengan matanya. Tak lama menangis mereka berdua. Namun , ia tahu perbedaan dirinya dengan Bunda. Bagi perempuan itu, cinta tanpa pilihan adalah penjara. Ia ingin dirinya dipilih dari sekian banyak pilihan. Bukan karena ia satu-satunya pilihan yang ada. (Hal 18)
........Perempuan muda itu benar. Dirinya bukan malaikat yang tahu siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Ia sudah tahu. Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hl kecil di dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang. Bukan baginya. Cintanya tak punya cukup waktu untuk dirinya sendiri. Tidak perlu ada kompetisi disini. Ia, dan juga malaikat tahu siapa yang jadi juarnya. (hal 22)"

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan kepadamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski sering kali kau kadang asyik sendiri
Karena kau tak liat
Terkadang Malaikat tak bersayap
Tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini, silahkan kau adu
Malaikat juga tahu
Siapa yang jadi juaranya 


Malaikat tak bersayap itu "Bunda"

Hanya Isyarat:
"Aku mulai berkisah, tentang seorang sahabatku yang lahir di negeri orang, lalu menjalani kehidupan keluarga imigran yang sederhana. Setiap kali ibunya hendak menghidangkan daging ayam sebagai lauk, Ibunya pergi ke pasar untuk membeli bagian punggungnya saja. Hanya itu yang ibunya mampu beli. Sahabatku pun beranjak dewasa tanpa tahu bahwa ayam memiliki bagian lain selain punggung. Ia tidak tahu ada paha, dada, atau sayap. Punggung menjadi satu-satu definisi tentang ayam (Hal 51).
Aku menghela nafas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku sampai pada bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun, orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sangggup kuhayati bayangannya saja dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa bentuk punggung karena kalau sampai berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa. (Hal 52)


(Rasakanlah)
Isyarat yang sanggup kau tangkap
Tanpa perlu kuucap
(Rasakanlah) Air, udara
Bulan, bintang
Angin, malam
Ruang, waktu, puisi
Itulah saja cara yang bisa

Tentang cinta sebatas punggung dan punggung ayam di negeri orang.

2 komentar:

  1. Hmmm.. kalo udah selesai bca, info ya dek.... postingan ini bikin sy makin penasaran....hehehe... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe..bisa kak, tapi kasitau kak Gwen dulu ya kak, cz besok ini sy udah ditagih -_-
      padahal suka sekali ini buku....
      Gilaaaaaaaa keren sangat ^_^

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^