Jumat, 14 Februari 2014

Singang (Ikan Kuning Dari Sumbawa)

Hai semuanya,..
Apa Kabar???
Sudah lama gak ngepost disini, kangen juga sih,hehehe...
Mau share apa ya??

Bagaimana kalau kita ngepost tentang makanan. Ini makanan sumbawa yang paling saya sukai, Ibu paling jago masak ini dan membuat saya tergila-gila. Satu makanan yang kalau saya sakit terus dikasi makanan ini saya langsung sembuh.
Sebenarnya makanan ini ada di seluruh Indonesia, cuma namanya saja yang berbeda. Misalnya di NTB saja disemua daerahnya ada makanan khas ini, di Lombok namanya Ikan Rajang Kuning atau yang lebih dikenal dengan Ikan Kelaq Kuning, di Bima/ Dompu, makanan ini namanya Palumara, Kalau di Sumbawa namanya Singang. Ciri khasnya cuma satu dimasak dengan air asam dan kunyit, tapi saya yakin walaupun sama disetiap daerahnya makanan ini punya rasa yang berbeda-beda, kalau di Sumbawa, khasnya masakan ini ditambah dengan daun kemangi supaya menghasilkan aroma yang harum, dan belimbing wuluh (supaya segar). I love this food very much :D :D :D
Sekarang saya mau masak makanan ini, bahan-bahan yang saya gunakan sederhana saja (tanpa kemangis dan belimbing wuluh, padahal itu yang buat makanan ini enak). Ikannya bebas merdeka mau pakai ikan apa saja, pakai daging ayam juga gak masalah...
Bahan2 yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan itu, Ikan tuna yang direndam dengan jeruk nipis supaya ikannya gak amis, cabe, bawang merah, bawang putih, tomat, kunyit, masako, asamnya direndam dengan air. Bahan-bahan yang digunakan sederhana saja soalnya cuma itu yang ada di dapur,ehehe. Tapi jangan khawatir, rasanya tetap enak kok :D
Bumbu2nya dihaluskan (bawang merah, bawang putih, kunyit, cabe, garam), tumis irisan bawang merah, setelah bawangnya agak menguning masukkan bumbu-bumbu tadi, tumis sebentar lalu masukkan air asam. Biarkan mendidih dan ikannya bisa dimasukkan kedalam air singang.
Ini dia singangnya :D
Dimakan pake nasi memang paling enak
Cara buatnya gampang rasanya pun enak dan segar :D
Di daerahmu ini namanya apa???
Share dong :D

Akhirnya Satu Antara Milyaran Manusia Itu Kau Temukan Kak...

Akad nikahnya sensei..
Kau pernah menulis ini kak..
Aku rasa tulisan-tulisanmu di blog yang sedikit melankolis bisa menjadi pertanda bahwa kau akan duluan bertemunya. Alhamdulillah...
"Saya rasa seberapa biasa pun seseorang dengan kesendirian, ia akan tetap merasa sepi. Sepenyendiri-penyendirinya seseorang, seintrovert-introvertnya mereka, mereka tetap butuh seorang pendengar.
Bukan! bukan hanya seorang pendengar, tapi seseorang yang membuat nyaman hati mereka.. seseorang yang mereka percaya, seseorang yang dengannya mereka berani memperlihatkan luka, yang di depannya mereka berani menunjukkan tangis... seseorang yang dengan sabar menjadi pendengar tentang cerita mereka yang patah-patah dan bercampur suara serak, yang itu pun masih tertahan di tenggorokan, yang membuat cerita mereka mungkin akhirnya hanya mampu ruah dalam tangis yang panjang... dan bahkan dalam tangis yang diam.Orang-orang seperti ini benar-benar membutuhkan seorang pendengar, namun adakah yang mengerti bahwa sebuah tangis yang diam juga adalah sebuah cerita? adakah kau, kalian dan saya mau menjadi pendengar dari suara-suara sepi? Ya.. menjadi pendengar dari cerita yang tak bisa diceritakan"
Dan akhirnya kau menemukannya, satu diantara milyaran manusia. Melihatmu duduk dengan kebaya putih, sambil menyaksikan sang pangeran mengucapkan janji 'gentleman' antara laki-laki dan laki-laki, bahwa dia akan mampu memikul tanggung jawab dari Sang Ayah kepadanya. Syahdu rasanya waktu itu. Kau berdua sekarang, setidaknya tangis dan tawa itu bisa kau bagi, beban berat yang kau pikul sendiri bisa menjadi ringan jika berdua.
Waktu itu aku pernah berceloteh 
"Kak carikan saya dong"
"Kamu sudah siap belum???"
Aku seperti biasa hanya cengar-cengir.
"Kalau kamu sudah siap baru tak carikan."

Dan memang benar, kata siap itu sekarang hanya di bibir saja, ada banyak hal yang menjadi penopang kita untuk mengatakan 'iya'.....