Selasa, 23 Juni 2020

Mencintai Saya

Create Your Own Happiness. Ini momen ketika membuat mural keroyokan di tembok Stadion Pragas Sumbawa di event Sumbawa Street Art

Kalian tahu tidak, bahwa lebih mudah mencintai orang lain dengan segala kekurangannya, daripada mencintai diri sendiri dengan segala kelebihannya. Tidak peduli seberapa hebat, kita selalu punya cara untuk membuat diri sendiri tidak percaya diri. Mungkin melalui kulit hitam yang kita miliki, yang katanya tidak lebih baik dari kulit putih milik mereka. Melalui hidung pesek dan pipi temben yang menghiasi wajah, yang katanya tidak lebih cantik dari mereka yang berpipi tirus dan berhidung mancung. Melalui badan gemuk dengan gelambir di mana-mana, yang katanya sangat tidak enak dilihat, dibandingkan dengan tubuh mereka yang ramping. Atau melalui omongan-omongan orang lain yang mengatakan kamu ini, kamu itu, dan harusnya kamu begini, kamu begitu, supaya bisa begini, dan begitu. 

Sabtu, 20 Juni 2020

Membuktikan Kekerenan Pantai Balad

Anak-anak yang asyik bermain di pinggir Pantai Balad

"Gak ke Balad, gak keren", kata-kata itu yang selalu diucapkan Pak Fud Syaifuddin, Wakil Bupati Sumbawa Barat setiap memposting apapun tentang Pantai Balad di sosial medianya. Saya jadi penasaran, sekeren apa sih Pantai Balad saat ini sampai kata-kata itu selalu digaungkan? Pertama kali saya ke Pantai Balad tahun 2017 yang lalu bersama teman-teman dari Sumbawa. Saat itu Pantai Balad hanya ada beberapa warung makan yang belum begitu tertata, rumah-rumah warga sekitar, dan berugak yang juga tidak begitu banyak. Sampah di mana-mana, belum lagi anjing yang berkeliaran kesana-kemari yang membuat saya tidak nyaman berlama-lama di sana. Kesan pertama saya ke Pantai Balad jadi kurang begitu baik.

Senin, 15 Juni 2020

Tumis Pakis, Cerita tentang Dapur, dan Pernikahan di Desa Tangkampulit

Ini kita yang lagi ngumpul di dapur, sambil masak dan menghangatkan diri.
Bisa baca tulisan perjalanan menuju desa ini di Perjalanan ke Desa Atas Sumbawa.

Tiba di Desa Tangkampulit pukul 17.15 Wita. Baju kami sudah tidak jelas warnanya seperti apa, sudah berhasil terkena basah air hujan, dan lumpur di jalan. Bau kopi hitam khas desa ini menyambut kedatangan kami. Lelah yang kami rasakan selama perjalanan perlahan mulai menghilang. Ditambah lagi dengan senyum warga yang menyambut kami. Aduh, manisnya. Kopi tanpa gula pun rasanya tak apa bagi saya, jika sambutannya sehangat dan semanis ini. 

Minggu, 14 Juni 2020

Perjalanan ke Desa di Atas Sumbawa

Tampang sebelum perjalanan kt yang aduhai. Masih oke semua ni tampilannya.. Wwkwk

Ada rindu yang tiba-tiba menyeruak ketika membuka HP dan melihat beberapa foto-foto perjalanan ke Desa Tepal dan Desa Tangkampulit beberapa bulan yang lalu. Apa kabar ya para guru di Madrasah dan anak-anak di sana. Saya penasaran dengan kehidupan di sana selama masa pandemi ini. Sepertinya dengan atau tanpa pandemi ini, kehidupan di sana berjalan seperti biasanya. Mereka tetap stay at home tidak keluar desa, ke ladang di pagi hari, lalu pulang sore harinya. Semua kebutuhan untuk makan sehari-hari didapatkan dari hasil berkebun. Ke Sumbawa hanya sekali dalam beberapa bulan untuk membeli kebutuhan pokok. Mereka juga tidak perlu pusing dengan segala pemberitaan terkait pandemi ini. Alangkah indahnya.
Kak Ilham santuy banget di atas hartop, padahal jalannya lumayan itu bikin jantung copot :)

Sabtu, 13 Juni 2020

Main di Bendungan Kalimantong

Bersama guru2 TK Gugus 1 Brang Ene

Di saat seperti ini, penting rasanya untuk menjaga kewarasan, agar otak selalu bisa berpikir dengan baik. Sudah beberapa bulan sejak Indonesia diserang virus yang bernama Covid-19 ini, dan sudah beberapa bulan itu pula kami para guru diserang kebosanan karena tidak mengajar. Setiap hari yang kami lakukan hanyalah datang ke sekolah, membuat RPP dan memberikan anak-anak beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di rumah. Rasanya sangat membosankan sekali. Berbeda rasanya ketika ada anak-anak datang ke sekolah, setiap harinya selalu ada kejutan yang terjadi. Tingkah lucu dan unik anak-anak selalu ampuh menjadi penghibur kami. 

"Besok sabtu kita makan-makan yuk di Bendungan Kalimantong." Ajak Ibu Eka setelah kami selesai sarapan bersama pagi itu. 
"Eh iya ya, sudah lama kita ndak makan-makan bersama." Ibu Jum menimpali. 
Bendungan Kalimantong memang selalu menjadi tempat favorit masyarakat Brang Ene untuk menghabiskan waktu bersama. Makan bersama di pinggir bendungan, kemudian mandi di saluran airnya. Atau kalau airnya sedang bagus dan banyak-banyaknya, kita juga bisa mandi di sungainya. 
"Ayo mo." Jawab Ibu Rus, yang kemudian di-iya-kan oleh guru-guru yang lainnya. Mungkin makan-makan di bendungan ini bisa menjadi pengobat stress kami. 

Kamis, 04 Juni 2020

Karena yang Terbaik sedang Menanti Waktu Bertumbuhnya

Hasil kebun belakang
Ibu saya punya kebiasaan unik. Setiap selesai makan buah, dan jika dirasa buah itu cukup enak, maka biji dari buah itu akan ditanam kembali oleh Ibu. Kelengkeng, mangga, alpukat, sirsak. Entah ada berapa banyak biji buah yang ditanam dipot-pot kecil di taman depan rumah. Setiap hari pot-pot itu Ibu siram dengan rajin. Tak lupa juga pupuk organik diberikan. Dengan harapan nantinya, biji-biji itu akan segera bertunas dan tumbuh dengan subur. Tetapi uniknya lagi, hampir semua biji buah yang Ibu tanam tak ada satu pun yang bisa tumbuh besar, kecuali kelengkeng. 

Saya ingat beberapa tahun yang lalu, Ibu habis makan kelengkeng yang baru dibeli di pasar buah. Rasa kelengkeng itu sangat manis, daging buahnya tebal dan bijinya kecil. Seperti kebiasaan Ibu sebelumnya, biji kelengkeng itu dikumpulkan kemudian ditanam di pot-pot kecil. Gara-gara kelengkeng itu, Ibu jadi lebih suka menghabiskan waktu berada di taman depan rumah. Dengan sabar yang begitu sangat, Ibu menanti hari demi hari di mana biji itu akan memperlihatkan tunasnya. Hingga kemudian bulatan hijau kecil menyembul dari dalam tanah. Tak terbayangkan betapa bahagianya Ibu melihat tunas itu muncul.
Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun. Kelengkeng itu sudah tumbuh besar dan subur. Daun-daunnya begitu lebat, rantingnya juga tumbuh disetiap dahannya.