Selasa, 12 Agustus 2014

Pintu

Saya tidak tahu ini kata-kata siapa, tapi seseorang yang pernah dekat dengan saya waktu SMA yang pertama kali memperdengarkan kata-kata ini ke telinga saya. 
"Kita terkadang suka terpaku pada satu pintu, padahal ada banyak pintu lainnya yang menunggu dimasuki."
Seseorang teman juga baru-baru ini menasehati saya dengan kata 'pintu' juga.
"Kalau seseorang melarangmu masuk ke pintu itu, mungkin di balik pintu itu ada hal yang tidak bisa kau lihat. Bisa jadi ketika kau melihat apa yang tersimpan dibaliknya kau mungkin kecewa."
Malam ini seorang teman dekat juga datang menghampiri lewat nasehatnya, masih juga dengan kata 'pintu' itu.
"Kamu tahu apa hal yang paling membuat penasaran setengah mati?? Menunggu di depan pintu sambil berharap seseorang datang membukakan pintu itu. Penasaran memang, tetapi penasaran itu masalah keinginan, dan semua keinginan itu hanya nafsu yang tak jelas juntrungannya. Bersabarlah, hingga pintu itu dibuka tanpa kau perlu menunggu didepannya, bersabarlah hingga ia yang datang menarik tanganmu masuk ke dalamnya, bersabarlah, karena bisa jadi pintu yang kamu tunggu itu bukan pintu yang Allah siapkan untukmu. Bersabarlah, karena itu sungguh indah."
Terus si Emak a.k.a Ibu dirumah juga nasehatnya tentang 'pintu'.
"Ketika ada yang ketuk pintu, pemilik rumah tidak akan sembarang membiarkan si pengetuk itu masuk, pasti ngintip dulu dijendela, melihat-lihat siapa yang datang, kalau memang orangnya jelas baru dipersilahkan masuk. Jadi perempuan juga begitu, jangan setiap yang ketuk dibiarkan masuk, dilihat dulu bagaimana orangnya, karena pintu itu gerbang masuk rumah, sama kayak hati, kalau sudah bisa dibuat 'deg' tanpa saringan, maka mesti berhati-hati, apakah itu cinta yang benar atau sekedar main-main saja."
 
Terimakasih atas kata-kata 'pintu'nya. Setidaknya saya dapat inspirasi menulis cerita tentang 'pintu', yeey....


*Sumbawa malam ini

Rabu, 06 Agustus 2014

Jelajah Eksotisme Sumbawa Episode Pantai Labangka

Kata orang untuk mendapatkan sesuatu yang indah itu memang membutuhkan perjuangan yang hebat, saya sepakat dengan itu. Untuk pertama kalinya selama di Sumbawa saya melakukan perjalanan yang jauh, dua setengah jam untuk sampai ke tempat eksotis Sumbawa dengan segala keindahannya. Pantai berpasir putih dengan riak ombak yang mengagumkan, karang-karangnya nan indah. Hwaaa, Sumbawa berhasil membuat saya semakin mencintainya.
Pantai Labangka, sebuah pantai yang terletak di selatan Sumbawa. Seperti karakteristik pantai selatan lainnya, pantai ini berpasir putih, panas, dan tentu saja dengan ombak yang lumayan besar dan cocok untuk penggila selancar. Selama ini saya hanya mendengar dari kata orang saja tentang keindahan pantainya, sembari menghayalkan untuk bisa kesana suatu saat. Dan akhirnya saya bisa kesana, yeey..
Untuk bisa ke Pantai Labangka, kita bisa menggunakan motor, dengan waktu sekitar 2,5 jam, itu dengan kecepatan yang biasa-biasa saja. Labangka terletak di Kecamatan Plampang. Jalan menuju ke Plampang memang bagus, tetapi untuk menuju pantainya kita mesti bersabar dengan goyangan batu yang mengisi di sepanjang jalan menuju pantai. Ada banyak pantai indah disekitar Labangka, tetapi kami hanya sempat mengunjungi pantai yang terdekat saja. Takjub untuk pertama kalinya bisa melihat pesona pasir putih Sumbawa yang mengagumkan. Wow.
Pantai Labangka

Pantai Labangka

Minggu, 03 Agustus 2014

Jelajah Eksotisme Sumbawa Episode Labu Sawo (Lagi)

Ini kali ketiga saya kesini, pertama ketika masih duduk di bangku SMA, kedua beberapa bulan yang lalu, dan yang terakhir ketika libur lebaran kemarin. Review tentang pantai ini sudah saya kulas beberapa bulan yang lalu, dan bisa dibaca di sini. Jalan-jalannya masih dengan keluarga, masih belum dapat izin keliling Sumbawa dengan teman-teman -_-. Tapi tak apalah yang penting bisa refreshing otak dari segala kesibukan kerja yang menguras otak. 
Tempatnya boleh jadi sama, tetapi momennya itu yang tak sama.Walau kesini beberapa kali, selalu saja ada momen baru yang didapatkan. Bayangkan saja siang-siang panas, menunggu dipinggir pantai tak berpohon demi memotret Pak Nelayangyang baru pulang melaut. Keluarga asyik makan-makan, saya asyik dengan aktivitas foto-foto saya. Momen seperti ini mesti diabadikan melalui mata kamera ^_^.
Yang ditunggu pun datang, yuk mari