Nyawa belum sepenuhnya kembali ketika telepon itu berdering, nama "Subhan" tertera di layarnya.
"Ada apa, Han???"
"Diajak sama Bang Farhan dan teman-teman Adventurous Sumbawa ke Ai Beling pagi ini. Bisa ikut Kak Lulu???" Suara Subhan diseberang sana sontak mengembalikan nyawaku seutuhnya, selimut yang masih setia memelukku langsung terlempar cantik disisi ranjang, tanpa babibu aku langsung beberes.
"Bisa Han, saya siap-siap dulu."
Mimpi apa saya tadi malam sehingga dapat ajakan jalan-jalan yang sungguh sayang untuk ditolak begitu saja. Ah Adventurous Sumbawa selalu jadi travelmate kece saya beberapa bulan terakhir ini, love it, deh.
Ai Beling. Siapa sih warga Sumbawa yang tidak mengenal air terjun itu. Pamornya hampir mendekati Mata Jitu Pulau Moyo. Ai dalam bahasa sumbawa artinya air, dan beling artinya bicara, Ai Beling jika diartikan seluruhnya bisa disebut sebagai air yang berbicara. Air yang jatuh dari sela-sela batuannya membuat air ini seolah-olah berbicara. Batu-batuan besar yang tersusun rapi membuatnya tampak indah alami. Bentuknya yang bertingkat-tingkat menjadi daya tarik tersendiri air tejun itu. Tapi tidak semua warga Sumbawa yang pernah ke air terjun itu, letaknya yang lumayan jauh, dan jalannya juga sangat anti mainstream a.k.a kurang bagus membuat orang berpikir dua kali untuk menuju kesana.
Perjalanan Menuju Ai Beling
Jam 08.00 Wita saya sudah selesai beberes dan menyiapkan segala perlengkapan untuk menuju ke Ai Beling, kotak makan dan sebotol air dengan ukuran yang lumayan besar tidak lupa saya bawa. Dalam setiap perjalanan saya tidak membiasakan diri untuk membeli air mineral, saya lebih suka membawa air dari rumah, dengan isi ulang di botol khusus yang selalu saya bawa setiap melakukan perjalanan (mencoba go green dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan plastik, bumi sudah semakin tua, kawan).
Mendung pagi ini tidak menjadi halangan bagi kami untuk bisa menikmati keindahan air terjun Sumbawa yang sudah tersohor namanya itu. Ai Beling terletak di Dusun Kuang Amo, Desa Sempe, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa. Memakan waktu sekitar 1 jam untuk menuju ke desa tersebut, dan 30 menit memasuki hutan dengan jalan yang anti mainstream itu, jalannya sangat menantang, dan untuk yang tidak terbiasa dengan jalan seperti itu disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengendarai motor. Jangan heran, kawan, inilah kekurangan pariwisata Sumbawa, sangat banyak tempat eksotis di Sumbawa yang memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai penambah PAD (Pandapatan Asli Daerah), tetapi ya itu aksesnya masih jauh dari kata layak. Bagi sebagian orang menganggap bahwa jalan yang jelek adalah halangan besar, tapi bagi para petualang jalan yang jelek adalah tantangan tersendiri, dan wujud syukur yang nyata, agar lebih menjaga jalan-jalan bagus yang telah dibuatkan pemerintah. Disanalah letak keunikan wisata Sumbawa, tantangannya sangat menantang adrenaline, dan saya suka itu (menantang beudtz gaes ^_^).
Disepanjang perjalanan yang terlihat adalah barisan bukit yang menghijau indah menyejukkan mata, pohon-pohon yang menjulang kokoh membuat sejuk sepanjang perjalanan kami, pemandangan yang indah itu sedikit mengurangi ketakukan kami akan jalan gradak-gruduk yang kami lalui.
Disepanjang perjalanan yang terlihat adalah barisan bukit yang menghijau indah menyejukkan mata, pohon-pohon yang menjulang kokoh membuat sejuk sepanjang perjalanan kami, pemandangan yang indah itu sedikit mengurangi ketakukan kami akan jalan gradak-gruduk yang kami lalui.
jalannya kayak gini, kalau motor ga bisa nanjak, kita mesti turun untuk mengurangi beban, hehe |
Istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan |
Heboh Ulat
Saya kira itu hanya main-main saja, Bang Jaka teriak memberitahu Enok bahwa di jilbabnya ada ulat, sontak Enok yang takut dengan makhluk kenyal kecil yang menggelikan itu teriak panik sambil loncat kesana kemari. Saya pun yang takut dengan ulat ikut jejingkrakan mengikuti tingkah Enok yang ketakutan. Musim penghujan seperti ini memang banyak ulat-ulat nakal yang bergentayangan di hutan, jangankan musim hujan, dimusim kemarau saja si ulat sudah banyak disana-sini. Ulatnya tidak berbahaya kok, hanya saja geli-geli gimana gitu kalau liat si kenyal kecil berlenggok kesana kemari, hiii. Eh tapi tidak ada salahnya membawa perlengkapan kesehatan seperti minyak kayu putih, siapa tahu ada ulat yang lumayan jahil dan membuat badan gatal, bisa diobati dengan minyak kayu putih itu.
Baru berjalan beberapa menit, si Subhan ikut teriak heboh, eh ternyata teman-teman ada yang jahil menakuti Subhan dengan ulat.
"Saya lebih takut ulat, daripada tokek." Teriak Subhan yang kepanikan.
Hihihi, ada-ada saja tingkah lucu teman-teman selama perjalanan, inilah cerita yang akan indah kita kenang selamanya. Momen-momen yang tidak akan terlupakan.
Ai Beling, Air Terjun Paling Narsis di Sumbawa
Setelah berjuang selama 30 menit dijalan yang anti mainstream dan teriak-teriak tidak jelas karena ulat, kita pun sampai di air terjun yang mempesona itu. Batuan bertingkat-tingkat, dan air yang jatuh dari sela-sela bebatuan itu membuatnya terlihat cantik. Selain itu airnya yang jernih dan segar itu membuat kita tergoda untuk berasah-basahan dikolamnya.
mesti turun ke tingkat paling bawah untuk bisa menikmati keseluruhan air terjunnya |
Mesti turun ke tingkat yang paling bawah untuk bisa menikmati keseluruhan air terjunnya. Air terjun cantik yang membuat orang tidak ada henti-hentinya untuk mendecakkan kagum.
view dari tingkat paling atas |
tingkat pertama |
Ai Beling |
Ai Beling |
Kenapa saya katakan air terjun ini adalah air terjun paling narsis yang ada di Sumbawa, karena dia memiliki banyak tempat atau pojokan yang tidak monoton dan bagus untuk dijadikan latar untuk foto. Tidak seperti air terjun kebanyakan, kita hanya bisa berfoto disatu sisi saja, yaitu depan air terjunnya saja. Ai Beling ini sukses membuat lima kamera DSLR dan beberapa HP untuk datang memfotonya, seakan tak ada henti-hentinya datang dan memanggil "Ayo foto aku." ^_^
Dan saya (tidak biasa-biasanya) jiwa saya yang alay untuk narsis-narsisan kembali kumat ketika melihat air terjun ini. Setelah mengambil beberapa foto landscape untuk dokumentasi, saya pun mulai bernarsis ria, hihihi.
Berendam dikolam-kolam kecilnya dan duduk manis dibawah air terjunnya seperti merasakan sensasi pijatan yang alami, membuat badan kembali bugar dan segar setelah penat bekerja di kantor.
No Pic Samadengan Hoax
hai, its me |
oemji, emejing sekali kakak |
berendam cantik dikolamnya :D |
Hai kami dari Adventurous Sumbawa |
selamat hari raya, #eh |
Saya yakin ketika orang-orang melihat foto-foto narsis kita mendecakkan kagum 'wow keren', tetapi mereka tidak tahu bagaimana perjuangan kita menuju kesana, perjuangan melewati jalan yang jelek, perjuangan melawan ketakutan akan ulat, dan banyak perjuangan lain, its mean, saya ingin menganalogikan perjalanan yang penuh narsis ini sebagai bentuk perjuangan, banyak dari kita yang ketika yang melihat orang sukses selalu terpana dengan kesuksesannya, tetapi mereka tidak tahu bagaimana perjuangan menuju kesana, ketingkat kesuksesan itu.
Selalu ada cerita dibalik perjalanan, dan selalu ada narsis dibalik sebuah foto #eh #quotengasal
Sumbawa itu indah, kawan, trust me.
Selalu ada cerita dibalik perjalanan, dan selalu ada narsis dibalik sebuah foto #eh #quotengasal
Sumbawa itu indah, kawan, trust me.
Subhanallah medannya begitu sulit tetapi asik juga buat NARSIS bersama yah...
BalasHapusKirain yang Narsis air terjunnya eh ternyata yang posting yang narsis hikhik... Asyik dapat PERTAMAX lagi
Hapusnah ini nih akibat dari air terjunnya yang cantik, jadinya pengen selalu narsis didepannya :D
HapusLuluuuuu.... bawa aku ke Ai Beling nanti yaa... penuh nih catetan must visit place di Sumbawa :)
BalasHapussiaaap mbak...
Hapusntar sekalian ketemu teman2 AS, bulan 5 kita akan ada eksplore air terjun agal sambil buka jalur juga disana, Agal itu salah satu air terjun paling tinggi di indonesia, dan itu belum ada yang tahu mbak :D
susah ya jalanannya... tapi akhirnya dapet air terjunnyaaa
BalasHapusAlhamdulillah....
Hapusperjuangannya kerasa banget ke air terjun ini, tapi semuanya terpuaskan setelah liat viewnya yang emejing :D
Pengen kesana :D
BalasHapusjangan mas, nanti ga mau pulang lagi ke kampungnya.. hehehe saking terpesonannya gitu :D
HapusCeritanya bagus bnget.. saya dri Lombok tertarik k Ai Beling. Mnta rutenya yg spesifik lagi mbak untuk ksana. Terimakasi :)
BalasHapus