jalan yang berbatu, membuat kita ekstra hari2 |
Berkali-kali
saya harus turun dari motor yang saya tumpangi untuk melewati jalanan yang
penuh perjuangan ini. Jalan antimainstream yang tidak biasa membuat motor harus
didorong. Tanjakan dengan batuan lepas
yang sangat menakutkan selalu menghadang di perjalanan kami menuju tempat
bersejarah itu.
“Orang
yang berhasil ke Sarkofagus dengan selamat sepertinya harus diberikan
penghargaan khusus.” Celoteh Bang Fathul, saking ekstrimnya jalan menuju lokasi
itu.
“Kalau
kita berhasil ke Sarkofagus berarti Tepal di depan mata dong ya.” Saya
menambahkan.
Saya
mengira jalan menuju Ai Beling adalah yang paling ekstrim yang ada di Sumbawa,
ternyata kenyataan itu terbantahkan ketika saya kesini. Peluh membanjiri wajah,
bahkan penampilan pun sudah tidak jelas seperti apa bentuknya. Jilbab mencong
sana mencong sini. Subhan harus berjuang keras mendorong motor dengan dibantu
Candra dibelakangnya. Badan Subhan yang lumayan ‘subur’ membuatnya berjuang
dengan semangat dan tenaga ekstra. Si Bapak penjaga sarkofagus yang kita temui
di jalan tadi juga ikut membantu, membersihkan batu-batu besar yang menghalangi
perjalanan kami.
Sarkofagus atau kuburan batu ini terletak di Situs Ai Renung, di Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa. Sekitar 30 km dari pusat Kota Sumbawa.
Subhan dibantu candra dengan sekuat tenaga mendorong motor dijalanan yang menanjak |
ayo bang Fathul semangaaaaat!!! :D |
Bang Fathul dan Bapak pemilik kebun yang sedang asyik berbincang |
kebun warga yang berada di jalan menuju sarkofagus |
selain motor, warga biasanya menggunakan kuda sebagai alat transportasi untuk mengangkut hasil panen dan barang bawaan yang lain |
“Kalian
mau kemana??” Seorang Bapak pemilik kebun di jalan menuju Sarkofagus menegur
kami.
“Mau
ke situs sarkofagus pak.”
“Aidaa semangat mo, jalannya jelek sekali.” Kata Bapak itu lagi. Iya Pak, hanya
semangat dan doa yang kita miliki sekarang. Sambil mengumpulkan tenaga yang
mulai menipis kami istirahat sebentar di kebun si Bapak. Si Bapak banyak
bercerita tentang situs tersebut, dan tentu saja tentang aksesnya yang dari
dulu hingga sekarang belum ada campur tangan pemerintah. Masih begitu-begitu
saja. Masyarakat setempat biasanya menggunakan kuda untuk mengangkut barang
bawaannya. Kalaupun menggunakan motor, motornya telah dimodifikasi sehingga
tahan banting dengan jalan seperti ini.
“Tahun
2015 yang sudah modern seperti sekarang jalannya luar biasa jelek begini,
bagaimana zaman prasejarah kemarin ya. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa
kondisinya.” Bang Fathul menimpali ucapan si Bapak.
Satu
jam berjuang melawan jalanan antimainstream akhirnya kita pun tiba di tempat
besejarah itu: Situs Ai renung. Tempat kuburan batu itu bersemayan, sisa
peninggalan zaman prasejarah yang masih awet hingga sekarang. Sarkofagus,
kuburan batu yang menjadi bukti bahwa Sumbawa telah mengenal peradaban sejak
dahulu kala. Masuk dalam kompleks kuburan batu, suasana hijau pegunungan
langsung menyapa kita. Sekitar kompleks tersebut sawah-sawah membentang hijau
yang indah. Kompleks kuburan batu ini sudah ada yang mengurus, ada dua orang
penjaga yang merupakan masyarakat setempat yang digaji khusus oleh pemerintah
untuk menjaga dan merawat kompleks tersebut. Sekitar kuburun batu telah
dipagari dengan pagar besi untuk menghindari gangguan dari hewan-hewan di hutan
itu. Sekilas, kompleks kuburan batu ini telah tertata rapi.
Kuburan
batu itu terlihat seperti batu biasa, tetapi jika diperhatikan dengan lebih
teliti, di batuan tersebut pahatan-pahatan gambar yang terukir jelas. Ada
gambar buaya, perempuan, dan wajah-wajah manusia. Gambar-gambar yang terukir di kuburan batu tersebut memberikan makna tersendiri, misalnya gambar perempuan yang melambangkan kesuburan.
kuburan batu di kompleks pertama |
kuburan batu di komplek makam kedua |
relief gambar perempuan yang terukir di kuburan batu |
kuburan batu |
relief gambar manusia di kuburan batu |
relif gambar berbentuk buaya |
relief bentuk kepala manusia |
salah satu kuburan batu |
“Terus
ini di ukirnya pakai apa?? Pasti pakai besi, kalau iya, berarti orang Sumbawa
zaman dulu sudah maju sekali.” Subhan mulai membuka suara setelah mengatur
nafasnya yang memburu akibat kelelahan mendorong motor tadi..
“Dengan
adanya peninggalan kuburan batu ini menjadi bukti bahwa Sumbawa memang telah
maju dari segi perabadan.” Imbuh Pak Sahabudin, penjaga Situs Ai Renung ini.
“Gunung
itu juga merupakan gunung megalitikum.” Pak Sahabudin menunjukkan kami gunung
yang berdiri kokoh di barat kompleks kuburan batu ini. “Itu gunung bersejarah
Sumbawa, disana juga ada kuburan
batunya. Dari bawah desa Batu Tering, gunung ini sudah terlihat, kapan-kapan
kita bisa kesana.”
Kuburan batu atau sarkofagus itu ditemukan pada tahun 1971 oleh Dinullah Rayes. Keberadaan kuburan batu ini menjadi bukti bahwa peradaban di Sumbawa telah berkembang sejak zaman Neolitikum. Pada zaman itu manusia telah mengenal sistem bercocok tanam. Masyarakat pada masa ini memiliki ciri yang khas yaitu kepercayaan terhadap roh yang telah mati, mereka percaya bahwa roh seseorang tidak akan hilang pada saat orang itu meninggal. Oleh karena itu, dibuatlah bangunan batu besar yang dikenal sebagai kuburan batu atau sarkofagus, sebagai bentuk penghormatan kepada arwah orang yang telah meninggal itu. Kemajuan masyarakat zaman ini tidak hanya bisa dilihat dari corak kehidupan mereka, tetapi juga bisa dilihat dari hasil-hasil peninggalan budaya mereka. Kemampuan mereka dalam membuat alat-alat hidup mereka juga semakin meningkat. Dari Sumber di http://samawaness.blogspot.com/2012/11/sarkofagus-batu-peti.html Sebuah
penelitian yang pernah dilakukan di Ai Renung pada tahun 1980
menyebutkan, bahwa tim peneliti pada waktu itu juga menemukan
peralatan-peralatan dari batu yang berfungsi untuk mengapak, membelah,
menyerut, mengiris, menusuk dan lain sebagainya. Dan beberapa
batu berbentuk khas tradisi paleolitik yang berkembang di Indonesia dan
Asia Timurkhususnya juga di temukan di Batu Tering seperti tipe-tipe
kapak berimbas (chopper ) kapak penetak (chopping-tool) pahat genggam (hands axe).
Dengan
adanya peninggalan kuburan batu di Ai Renung ini menjadi bukti yang
kuat bahwa Sumbawa telah maju dari segi peradaban sejak zaman dahulu kala. Tidak hanya di Ai
Renung, situs kuburan batu ini tersebar di banyak penjuru di Sumbawa,
seperti situs tarakin di Kuang Amo. Peninggalan sejarah ini menarik
untuk dikaji dan dipelajari lebih dalam lagi.
Dapat penghargaan??sudah kebayang gimana jalannya hehe...namanya unik ya.ai renung...
BalasHapusiya mbak, ayo kasi kita penghargaan, yah semacam segelas es jeruk ditengah panaslah, hehehe
Hapus:D
Dapat penghargaan??sudah kebayang gimana jalannya hehe...namanya unik ya.ai renung...
BalasHapus:D :D :D
Hapuslihat relief buaya serem :) dorong motor lumayan juga ya untungnya sejuk ya udara disana
BalasHapusiya mbak.... udaranya sejuk sekali, hawa khas pedesaan gitu mbak :D
HapusDi Jawa yang jadi pusat pemerintahan saja masih banyak yang belum merata pembangunan dan peningkatan kesejahterannya. Apalagi di luar Jawa, :(
BalasHapusnah lho???
Hapusterusssss..... susah nih kalau bicara tentang fasilitas :(
gan butuh penjelasan dari masing gambary,,
BalasHapus