Jumat, 30 Desember 2022

Alon-alon Asal Kelakon

Lulu di anakpapabandy workspace. Semua rajutan itu adalah hasil karya saya.

Bapak saya orang Jawa asli, tetapi saya tidak mengerti Bahasa Jawa. Hanya satu kalimat dalam Bahasa Jawa yang saya paham artinya, yaitu "alon-alon asal kelakon", biar lambat yang penting selamat. Kalimat itu sering sekali diucapkan Mbah waktu saya kecil dulu. Saya suka grasak-grusuk, apa-apa maunya cepat, kalau sudah "iya", maka itu akan menjadi keharusan yang mesti terlaksana, tidak peduli apa. 

"Alon-alon asal kelakon" Kata si Mbah tiap kali saya mulai lari mengejar adik-adik saya yang sudah lari jauh mendahului saya. Dari kecil saya memang paling tidak suka lari. Bagi saya lari itu adalah kegiatan yang paling melelahkan. Kenapa harus lari, ketika berjalan pelan lebih terasa menyenangkan. Tetapi begitulah saya, kadang ada rasa sebal di dalam hati ketika saya menjadi yang terakhir. Saya mulai lari mengejar adik-adik saya lagi.

"Alon-alon, nduk." Kata si Mbah, lagi.

"Ndak apa-apa pelan-pelan, yang penting selamat sampai tujuan." 

Pernah sekali, saya lupa mengerjakan tugas prakarya sekolah. Tugasnya harus dikumpul besok, tetapi saya baru ingat malam harinya. Saya membuat rusuh seisi rumah, Bapak dan Ibu tentu jadi korban utama. Saya begadang sampai tengah malam untuk mengerjakan tugas itu.

"Tidur aja, besok bangun pagi-pagi terus tugasnya dilanjutkan." Ibu mengingatkan. Tetapi sifat keras kepala lebih merajai diri, saya mengabaikan kata-kata Ibu. Saya menyelesaikan tugas malam itu, dengan ala kadarnya, yang penting jadi. Keesokan harinya saya membawa tugasnya ke sekolah, saya kaget karena ternyata prakarya saya sangat jauh dibanding prakarya teman-teman. Saya menyesal karena sudah membuatnya dengan terburu, dan apa adanya. Seandainya saya mendengarkan Ibu untuk melanjutkannya keesokan harinya, mungkin hasilnya bisa lebih rapi, dan baik lagi. Atau jika saya mengerjakannya jauh-jauh hari, saya tidak akan setergesa-gesa itu. Tetapi begitulah saya, terlalu keras kepala, dan suka grasak-grusuk

Itu hanya satu dari terlalu banyak kejadian yang terjadi di hidup yang berjalan tidak baik-baik saja, jika dilakukan dengar tergesa-gesa. Saya mulai belajar untuk berjalan pelan, mulai menyesuaikan dengan ritme hidup saya. Sadar diri memiliki nafas pendek, dan tidak bisa jika harus terus berlari, maka harusnya mulai membiasakan untuk berjalan pelan. Memang berjalan pelan, membuat kita lebih lama untuk sampai ke tujuan, tetapi setidaknya dengan berjalan pelan bisa membuatmu tidak mudah lelah, kamu bisa lebih menikmati pemandangan sekitar. Mungkin ada terlalu banyak hal-hal baik yang terlewat di sekitar, karena kamu berjalan terlalu cepat. 

Saya sadar bahwa saya membuat 2022 berjalan grasak-grusuk bagi saya. Saya membuat semua seolah lari-lari, padahal saya sadar, ritme hidup saya adalah untuk bisa berjalan pelan. Saya tidak cocok untuk lari. Akibatnya apa? Saya mudah lelah, dan menyerah. Ada banyak hal yang terlewatkan karena saya begitu cepat berlari. 

2023. Saya ingin mengembalikan ritme hidup saya seperti biasa lagi. Saya ingin mulai berjalan pelan. Saya sedang tidak berlomba dengan siapapun. Hidup saya bukan lomba lari, siapa cepat sampai dia memang. 

2023. Semoga saya bisa lebih tenang menjalani hidup, lebih bersyukur dan legowo. Harus sadar bahwa semuanya membutuhkan proses. 

2023 harus lebih alon-alon asal kelakon. Jangan terburu-buru, pelan-pelan saja. Nikmati semuanya sambil minum teh telang, merajut, atau nonton drama korea. 

17 komentar:

  1. Banyak orang yang lebih memilih untuk berjalan, ketimbang lari. Mungkin yang lari hasilnya lebih cepat, tetapi yang berjalan juga bisa menghasilkan sesuatu. Tak perlu merasa untuk lebih cepat dari siapapun, tetap berkarya sesuai dengan diri kita bisa jadi sebuah pilihan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tipikal orang yang santai, sukanya jalan pelan. Tapi ga tau kenapa di 2022 kemarin saya kayak lari2, kayak ada yang ngejar, jadi rasanya capek banget.

      Hapus
  2. Alon Alon asal kelakon, tapi kalo Alon Alon terus kapan nyampainya, begitu kata teman saya.😂

    Aku juga kadang grasak-grusuk gitu apalagi kalo pekerjaan sudah waktunya dekat, padahal sebenarnya bisa dikerjakan jauh-jauh hari.😂

    BalasHapus
  3. Aku juga ngerasa gini kadang kadang hiks, misalnya urusan nulis blog hahah...mauku santai aja ga pernah mikir aku lagi ngejar apapun...tapi kenapa feelingku kayak ada orang lain yang ngajakin kompetisi terus, padahal aku nulis pengen fun aja tentang diri sendiri, tapi kayak ada beberapa orang yang ngajakin kompetisi dll. hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mba. Kemarin saya kayak gini. Kayak ada yang ngajak kompetisi, kayak lagi lomba lari. Lelah banget rasanya :(
      Sekarang mau mengembalikan ritme sesuai dengan kemampuan diri aja, dan harus bahagia :)

      Hapus
  4. Aku ngerasain banget, sesuatu yg dikerjakan tanpa rencana, dan tergesa gesa memang ga akan bisa maksimal mba. Malah LBH seringnya kacau balau. Makanya sejak ngerasain begitu, aku lebih suka bikin plan dan organized dalam merencanakan apapun. Jadi hasilnya bakal bikin puas.

    Santai buatku boleh2 aja, asa semuanya berjalan on track sesuai rencana yg dibuat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini dia mba fanny. Kemarin ngerasa semua tergesa-gesa, jadi cepat lelah. Saya jg suka buat plan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dicapai, tapi beberapa ga berjalan sesuai keinginan, terus buat berdamai sama diri itu melelahkan. Semoga 2023 saya bisa lebih sabar, tenang, dan bisa mengendalikan diri dan ego.

      Hapus
  5. ooo ya ke? habis tu komunikasi dengan bapak setiap hari guna bahasa apa?

    BalasHapus
  6. Kalau bisa berjalan kenapa harus berlari dengan resiko akan terjatuh?
    Saya lebih suka berjalan daripada berlari karena berjalan resikonya kecil akan terjatuh paling-paling kebentur tembok kalau jalannya meleng..hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu, saya juga tipikal orang yang lebih suka jalan daripada lari, tapi gatau tahun lalu saya lebih sering lari2. sekarang mau coba mengembalikan ritme hidup yang selow itu hahahha

      Hapus
  7. Emang sesekali kita harus melangkah perlahan, karena jika terburu-buru banyak hal berharga yang bisa terlewat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali Mas Rudi. Jalan pelan saja, yg penting sampai tujuan dan gak keluar track :)

      Hapus
  8. Kalau saya paling nggak sabaran kalau pelan-pelan, apalagi ketika melakukan hal-hal yang saya kurang sukai :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda orang beda ritme langkah juga ya Mbak. Gapapa, yang penting ga bikin kita stress jalaninya aja Mbak hehehe

      Hapus

Tinggalkan jejak ya teman-teman, supaya saya bisa berkunjung kembali....
Salam persahabatan Blogger Indonesia ^_^