Lombok dari atas burung besi |
Seminggu
deg-degan menanti pengumuman pemenang. Ini lomba blog pertama saya
setelah kecemplung dalam dunia perbloggeran, saya tidak terlalu mengejar
liburan ke Lomboknya, 4 tahun disana cukuplah buat saya
mengelilinginya, bahkan dipelosok terpencil sekalipun, yang saya kejar
adalah pengalaman bertemu dengan orang-orang baru nan kece yang namanya
sudah tersohor di dunia travelling Indonesia. Allah memeluk mimpi hamba-Nya yang percaya, dan seperti takdir indah yang siap saya kecup, tulisan saya tentang Pulau Moyo masuk ke dalam 3 besar tulisan terbaik. Terimakasih Ya Allah.
Lombok, aku datang kembali!!!!
Kadang ada perasaan tidak menyangka yang tiba-tiba muncul, serius saya sudah Lombok??? Lha baru tadi pagi saya merasakan guyuran air tanah Sumbawa yang segar, perasaan kemarin saya baru saja berkutat dengan laptop dan tugas-tugas kantor, perasaan baru saja kemarin saya sibuk dengan pekerjaan yang memusingkan otak. Okelah, mari sejenak melupakan pekerjaan yang memusingkan itu untuk menikmati 3 hari liburan di Kota nan eksotis ini, Lombok. Sekarang cuma memakan waktu 20 menit terbang dari Sumbawa ke Lombok, yang biasanya lewat darat sampai 6 jam lebih. Wew, terimakasih Lion Air yang sudah beroperasi di Sumbawa, semoga dengan banyaknya maskapai penerbangan yang beroperasi di Sumbawa semakin menambah kedatangan wisatawan kesini #bukanpromo
Hampir 30 menit dari kedatangan saya, tapi tidak ada tanda-tanda ada seseorang yang akan menjemput. Jempol menari-nari di keypad hape sebagai pengobat kebosanan sendiri di Bandara ini. Sepintas beberapa orang lewat dihadapan saya dengan ransel besar dipunggung. Membatin "Kapan ya saya bisa jalan-jalan semau saya kayak gini??" Emak, Bapak, anakmu udah segede ini lho masih nggak dibolehin kesana-kemari, apa perlu cari pangeran berkuda putih buat ngelamar terus jalan-jalan kemana-mana????
Selalu, Bandara menjadi tempat saya mupeng buat jalan-jalan, bukan karena bisa terbang kemana-mana dalam waktu yang cepat, tapi karena melihat orang yang datang dan pergi dengan ransel besar kesana-kemari, apalagi kalau lihat bule nge-backpacker-an, wuihhhh keinginan langsung mendidih sampai ke ubun-ubun. Tapi perjuangan itu tidak segampang apa yang kita lihat, kita hanya bisa melihat apa yang terlihat, tetapi kita tidak tahu bagaimana perjuangan mereka untuk bisa menjadi seperti apa yang mereka mau sekarang. Semua hanya butuh kesabaran dan perjuangan, Lu. Just say ganbatte :D
"Ini Mbak Lulu??" Suara diseberang sana membuyarkan lamunan saya tentang keinginan jalan-jalan itu.
"Iya Pak."
"Saya Pak Dani, yang diminta menjemput Mbak, tunggu di depan Solaria ya mbak."
Akhirnya telepon jemputan itu datang juga. Menunggu dijemput, rasa-rasanya seperti menunggu jodoh datang #eh
Di depan Solaria sudah ada beberapa orang yang menunggu. Lho, ini bukannya yang tadi saya lihat pakai ransel besar itu yah. Coba tahu kalau teman-teman juga, sudah nyempil dibelakangnya tadi.
"Mbak Lulu????" Seorang laki-laki paruh baya dengan medok Jawa yang kental menyapa saya.
"Iya Pak,"
"Saya Pak Dani yang tadi menelepon. Oh ya, ini teman-teman pembicara yang akan ikut Travel Writers Gathering" Rupanya beliau Bapak yang tadi menelepon saya, beliau memperkenalkan kami. Saling melihat satu sama lain, lalu berkenalan. Bertemu orang-orang baru adalah satu hal menarik dari sebuah perjalanan itu. Selama perjalanan menuju ke Jayakarta Hotel Sengigi, Mas Yudas dan Mas Bolang banyak bercerita tentang pengalamannya selama menjadi Travel Writer. Ternyata memang benar, apa yang kita lihat saat ini tidak seindah yang terlihat, mereka seperti sekarang juga penuh dengan perjuangan, peluh-peluh melekat erat di baju-baju mereka. Mas Yudas dulunya bekerja di restoran cepat saji, dan memilih keluar dari pekerjaannya dan memilih apa yang diinginkan juga tidak segampang apa yang kita lihat. Mas Bolang yang seorang teknisi pesawat terbang juga memilih keluar dari zona nyamannya dan memilih untuk keliling Indonesia.
Menjadi out of the box adalah pilihan yang tidak mudah, saya salut kepada mereka yang telah berhasil memilih jalan itu. Ah lagi, perempuan dan budaya timur yang masih sangat ketat di rumah saya membuat saya mesti menyingkirkan sedikit keinginan saya untuk keluar dari kotak 4x3 meter itu untuk keluar melihat Indonesia.
Mas Aan, Lulu, Mas Barry Kusuma, Mas Bolang, Mas Yudas |
wah asyik ya kapan saya bisa kesana juga
BalasHapusayoo mbak :D
Hapuswaaahh..kayaknya msalah anak perempuan yg mau jd traveler itu sama ya: sama2 gak dikasi ortu.
BalasHapuspadahal menyenangkn sekali bs berkunjung ke tmpat baru, bertemu dan ngobrol dgn org2 baru...aaiiihh
nah itu dia kak....
Hapusselalu masalahnya itu, tapi memang semuanya gak gampang, perlu proses dan perjuangan...
mereka pun sudah kece begini karena proses belajar :D
Waah.. selamat ya Lu...
BalasHapusAku kelupaan lomba yang ini.. padahal pengen banget ikutan kemaren...
wah untung mbak dee gak ikut, kalau ikut dong saya gak bisa menang..
Hapus*tulisan saya kalah kece dengan tulisan mbak dee :D
lanjutannya manaah.....
BalasHapusada mas teguh..
Hapusdi atas, saya sudah ngepost 3 tulisan tentang tw gathering :D
Semua tulisan ttng twgathering tolong di share ke fan page ya..and mention ke twitter @TW_Gathering....thanks a lot....d tunggu tulisan selanjutnya,,,hoho..:)
BalasHapussiap....
Hapussaya sudah ngepost 3 tulisan tuh, hehehe
Mateb.. Foto bareng mas bolang n om barry.. Pantes kemaren mereka pada upload foto di lombok, ternyata acara ini toh. Selamat ya...
BalasHapusiya nih om toliq....
Hapusdua orang kece itu lagi di Lombok...
gila ya ternyata mereka....
3 hari yang kece sama orang2 kece :D
kece badai membahana
BalasHapuskece bertubi-tubi kakak fery :D
HapusMantab nih.. bs sekaligus kopdaran disana. :D
BalasHapushehehe, iya seruu kemarin bisa kopdaran bareng :D
Hapusuhuk..... co cweeet
BalasHapusmakasi kakak....
Hapusuhuk uhuk #mana obat batuk :D